Al-manshuubaat - al-haalun - Kitab Tashiilun Nahwi - Pelajaran 21

Table of Content [Lihat di sini]

Saya akan membahas lanjutan isim yang selalu manshuub, salah satunya adalah حَالٌ (haalun) atau kondisi.

Apakah حَالٌ (haal) itu?


Haal itu artinya adalah keadaan atau kondisi.

Haal adalah isim yang menggambarkan keadaan atau kondisi, baik kondisi فَاعِلٌ atau kondisi مَفْعُوْلٌ pada waktu perbuatan (فِعْلٌ) terjadi.


Contoh حَالٌ 


Contoh kalimat haal adalah:

- جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا  = jaa-a Zaidun raakiban
Artinya = Zaid datang dengan berkendara.

raakiban adalah manshuub, karena ia adalah haal atau isim yang menjelaskan kondisi zaid ketika datang.

contoh kalimat lengkap yang ada haal dan dzul haal nya




- جِئْتُ زَيْدًا نَائِمًا  = ji'tu Zaidan naa-iman
Artinya = Saya mendatangi Zaid yang sedang tidur.

naa-iman adalah isim yang menjelaskan keadaan zaid yang sedang tidur ketika didatangi.


haal dan dzul haal dalam sebuah kalimat dan artinya



- كَلَّمْتُ زَيْدًا جَالِسَيْنِ  = kallamtu zaidan jaalisaini.
Artinya = Saya berbicara dengan Zaid ketika kita berdua sedang duduk.

jaalisaini adalah isim yang menjelaskan keadaan mereka berdua ketika berbicara yaitu dalam keadaan duduk.


Kaidah tentang haal (حَالٌ)


1. Isim yang menjelaskan kondisi disebut haal, dan yang dijelaskan kondisinya oleh haal disebut dzul haali (ذُو الحَالِ).

2. Haal selalu dalam kondisi nashab (manshuub).

3. Umumnya haal itu nakirah (نَكِرَةٌ) sedangkan dzul haal itu ma'rifah (مَعْرِفَةٌ).

Lihat contoh pertama. raakiban adalah haal dan ia adalah isim nakirah, sedangkan zaid itu dzul haal dan ia adalah isim ma'rifah.

4. Jika dzul haal isim nakirah, maka haal disebutkan/dituliskan sebelum dzul haal.

Contoh kalimat:

جَاءَنِيْ رَاكِبًا رَجُلٌ  = jaa-anii raakiban rajulun
Artinya = Telah datang seseorang (laki-laki) yang berkendara kepada saya.

atau = Seorang laki-laki yang berkendara telah datang kepada saya.

Pada kalimat di atas yang menjadi dzul haal nya isim nakirah (rajulun), oleh karena itu haal (raakiban) disebutkan lebih dahulu sebelum dzul haal.

5. Haal boleh berupa kalimat.

Kaidah haal jika berupa kalimat (jumlah):


a. Jika haal berupa jumlah ismiyyah, maka harf waw (وَاوٌ) ditambah kedalam haal.

Contoh kalimat:

لاَ تَقْرَبُوا الصَّلَوةَ وَأَنْتُمْ سُكَرَى = laa taqrabush shalaata wa-antum sukaaraa.
Artinya = Jangan mendekati shalat (jangan kamu shalat) ketika kalian dalam keadaan mabuk.

Penjelasan:

- antum sukaaraa adalah jumlah ismiyyah.

- antum sukaaraa adalah haal atau kondisi yang menjelaskan orang-orang (orang yang diperintah jangan shalat).

- ketika haal adalah jumlah ismiyyah, maka ditambah dengan waw, sehingga menjadi wa antum sukaaraa.

- penambahan harf waw adalah untuk memperjelas arti dari haal.


contoh kalimat haal yang merupakan jumlah ismiyyah




b. Jika haal adalah jumlah fi'liyyah sedangkan fi'il nya adalah fi'il maadhii maka ditambah dengan قَدْ (qad) sebelum fi'il maadhi disebut/ditulis.

Contoh kalimat:

- جَاءَ زَيْدٌ وَقَدْ خَرَجَ خَادِمُهُ  = jaa-a Zaidun wa-qad kharaja khaadimuhu
Artinya = Zaid datang ketika pembantunya keluar.

Penjelasan:

- yang merupakan haal adalah kharaja khaadimuhu.

- kharaja khaadimuhu adalah haal, karena ia adalah kalimat yang menjelaskan tentang keadaan atau situasi ketika Zaid datang.

- kharaja khaadimuhu adalah jumlah fi'liyyah.

- kharaja adalah fi'il maadhii, sehingga sebelum fiil ditambah dengan قَدْ (qad).



NB:

- Bagi sobat yang ingin mengulang pelajaran tentang jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah silakan baca di sini:

Pengertian dan contoh jumlah ismiyyah

Pengertian dan contoh jumlah fi'liyyah