Naib Fa'il - Isim yang Marfu'

Table of Content [Lihat di sini]
Pada pelajaran lalu telah dibahas tentang salah satu contoh isim yang mar'fu yaitu fa'il. Pelajaran ini diambil dari buku al-muyassar.

Sekarang adalah pelajaran lanjutan yaitu contoh lain isim yang marfu' yaitu naa-ibul faa'il (pengganti subjek).

naaibul fa'il - penjelasan dan contohnya


Penjelasan naibul fa'il - نَائِبُ الفَاعِل

- Naa-ibul faa'il artinya pengganti faa'il.

- Naib fa'il adalah isim marfu'.

- Naib fail letaknya adalah setelah fi'il majhul.

- Naaibul fail menunjukkan kepada orang yang dikenai suatu perbuatan (objek penderita).

Penjelasan fi'il dan fa'il

Telah dijelaskan tentang fi'il dan fa'il, namun akan diulang sekilas di sini.

Kalimat yang sempurna, biasanya terdapat beberapa komponen yaitu:

1. Subjek = pelaku perbuatan = dalam bahasa Arab disebut fa'il ( فاعل )
2. Predikat = perbuatan = dalam bahasa arab disebut fi'il ( فعل  )
3. Objek = yang dikenai perbuatan = dalam bahasa arab disebut maf'ul bihi (  مفعول به )

Lihat contoh kalimatnya pada pelajaran sebelumnya.

Dan biasanya kata kerja (perbuatan) ini adalah kata kerja yang tergolong kalimat aktif, artinya pelaku perbuatan diketahui atau disebut. Dalam bahasa arab disebut fi'il ma'lum.

Penjelasan fi'il dan naibul fa'il 

- Naib fail adalah pengganti fa'il karena fa'ilnya tidak ada.
- Fa'il tidak ada karena menggunakan kalimat pasif. Dalam bahasa Arab kata kerja yang pasif disebut fi'il majhul.
- Jadi yang tadinya posisi sebagai maf'ul bihi, berubah menjadi menggantikan posisi fa'il. Oleh karena itu isim ini disebut pengganti fa'il. 
- Sebagaimana isim fa'il itu harus marfu', maka pengganti fa'il (naib fa'il) juga harus marfu'.
- Sekali lagi, naib fa'il letaknya setelah fi'il, dan fi'ilnya adalah fi'il majhul.

Agar lebih jelas, kita ambil contoh antara kalimat yang memakai fi'il ma'lum dan kalimat yang memakai fi'il majhul.

Contoh kalimat aktif (menggunakan fi'il ma'lum)

ضَرَبَ عَلِيٌّ الكَلْبَ  = dharaba 'aliyyun al-kalba.
Artinya adalah = Ali memukul anjing.

- dharaba adalah fi'il ma'lum (kata kerja/perbuatan yang subjeknya atau pelakunya diketahui atau disebutkan).
- 'aliyyun adalah fa'il , yaitu pelaku perbuatan atau subjek => harus marfu'
- al-kalba adalah maf'ul bihi, yaitu objek atau yang dikenai perbuatan => harus manshub.


Contoh kalimat pasif (fi'il majhul)

ضُرِبَ الكَلْبُ  = dhuriba al-kalbu
Anjing itu dipukul.

- dhuriba adalah fi'il majhul (pelaku perbuatan tidak disebutkan atau tidak diketahui).
- al-kalbu adalah naa-ib faa'il (pengganti faa'il) => harus marfu'.

Cara mengubah fi'il ma'lum (aktif) menjadi fi'il majhul (pasif).

Oleh karena na'ib fa'il selalu mengikuti fi'il majhul, maka penting juga kita ulang cara mengubah kata kerja aktif menjadi pasif, baik yang fi'il madhi maupun fi'il mudhari.

fi'il madhi majhul

Cara mengubah fi'il madhi ma'lum menjadi fi'il madhi majhul:

1. Huruf pertama fi'il madhi ma'lum adalah fathah , maka huruf pertama ini harakatnya diubah menjadi dhammah.

2. Lihat huruf yang letaknya sebelum huruf terakhir, ubah harakatnya menjadi berbaris kasrah.

Contoh:

Fi'il madhi ma'lum =>  كَتَبَ = kataba . Ubahlah menjadi fi'il madhi majhul.

Langkah mengubahnya sebagai berikut:

1. huruf pertama diubah barisnya menjadi dhammah => ku - كُ

2. Huruf sebelum huruf terakhir adalah huruf ta, ubah barisnya menjadi kasrah => ti - تِ

sehingga fi'il madhi majhulnya menjadi => كُتِبَ  = kutiba

Fi'il mudhari majhul

Cara mengubah fi'il mudhari ma'lum menjadi fi'il mudhari majhul:

1. Huruf pertama (huruf mudhara'ah) pada fi'il ma'lum adalah berbaris fathah, maka huruf mudhara'ah ini diubah harakatnya menjadi dhammah. 

2. Huruf yang letaknya sebelum huruf terakhir, diubah barisnya menjadi fathah.

Contoh:

Fi'il mudhari ma'lum => يَكْتُبُ  = yaktubu

Langkah mengubah menjadi majhul adalah sebagai berikut:

1. Huruf mudhara'ah ( ي ) barisnya diubah menjadi dhammah, sehingga menjadi يُ (yu)
2. Huruf sebelum terakhir adalah huruf ta, ubah harakatnya menjadi fathah, menjadi تَ (ta)

sehingga fi'il mudhari majhulnya menjadi => يُكْتَبُ = yuktabu

Kaidah dan ketentuan naib fa'il

- Naibul fa'il harus marfu'
- Naib fa'il didahului oleh fi'il majhul.
- Jika naib fail nya mutsanna atau jamak, fi'ilnya tetap mufrad.
- jika na'ib fa'il mudzakkar, maka fi'ilnya mudzakkar.
- Jika naibul fa'il mu-annats, maka fi'il nya mu-annats.
- Jika dalam sebuah kalimat itu mempunyai dua objek (dua maf'ul bihi), maka maf'ul bihi pertama menjadi naibul fa'il (sehingga harus marfu') dan maf'ul bihi kedua tetap menjadi maf'ul bihi (sehingga tetap manshub).

Jenis Naa-ibul Fa'il

Ada dua jenis naa-ibul faa'il, yaitu:

1. zhahir, yaitu naibul failnya isim zhahir.

Contoh:
فُتِحَ البَابُ  = futihal baabu
Pintu itu telah dibuka.

Di sini, naib fail nya adalah isim zhahir yaitu albaabu ( البَابُ )

2. dhamiir, yaitu naibul failnya berupa dhamir.

Contoh:
أُمِرْتُ  = umirtu
Artinya = saya diperintah.

Di sini, naibul fail nya adalah dhamir, ( tu, yang berarti saya)

Itulah penjelasan dan contoh naibul fail. Kita akan lanjutkan isim-isim yang marfu selanjutnya pada tulisan berikutnya.