Pelajaran 5-Mudhaf-dan-mudhaf-ilaih

Table of Content [Lihat di sini]
Pada dialog (hiwar) di pelajaran 5 ini, ada beberapa kaidah yang di ulang, diantaranya adalah hurf jar yaitu ‘ala, dan ada tambahan hurf jar baru yaitu tahta.
Hurf jar tersebut ada di kalimat:
-Huwa ‘ala almaktabi hunaaka yang artinya: buku itu ada di atas meja disana.
هو على المكتب هناك
-Hiya tahta almaktabi yang artinya: tas itu ada di bawah meja.
هي تحت المكتب
Pelajaran baru yang saya pelajari adalah:
1.Bertanya sesuatu barang atau benda kepunyaan siapa.
Kalimat yang dipakai adalah: kata benda diikuti man, contoh:
-Qalamu man hadza? Pena siapa ini?
قلم من هذا ؟
-Kitaabu man haadzaa? Buku siapa ini?
كتاب من هذا؟
Yang harus diperhatikan adalah: kata benda tidak bertanwin, seperti contoh di atas kitaabu (bukan kitaabun), qalamu (bukan qalamun).
2.Kepemilikan, contoh:
-Buku milik Muhammad / bukunya Muhammad: kitaabu Muhammadin
كتاب محمد
-Meja milik guru / mejanya guru: maktabu almudarrisi
كتاب المدرس
Penjelasannya adalah:
Kata pertama adalah benda yang dimiliki disebut juga mudhaf (
مضاف  ), kata kedua adalah pemilik disebut juga mudhaf ilaih (مضاف إليه)
3.Jika benda diawali dengan huruf jar, maka benda itu majrur. Contoh:
-Di atas mejanya guru atau di atas meja milik guru: ‘ala maktabi al mudarrisi
على مكتب المدرس
4.Seruan atau panggilan, contoh:
-Wahai Muhammad : Yaa muhammadu / يا محمد
-Wahai guru: yaa ustaadzu / يا أستاذ
Penjelasan: kata benda atau nama setelah kata seruan itu tidak tanwin (hanya satu dhammah). Seperti Yaa Muhammadu (bukan Yaa Muhammadun)
Kosa kata baru
paman, anak perempuan, tas, disini, disana, anak laki laki, nama, jalan, tertutup, mobil.