10 Pola Perubahan Kata Kerja Akibat Proses Afiksasi pada Bahasa Arab

Table of Content [Lihat di sini]

Di dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah afiks. Afiks adalah kata imbuhan. Kata yang ditambahkan ke kata dasar. Ada tiga jenis imbuhan ini, yaitu:

1. Kata imbuhan awalan

2. Kata imbuhan sisipan

3. Kata imbuhan akhiran

Implementasinya bisa berdiri sendiri (awalan saja, atau akhiran saja) atau gabungan dari ketiganya awalan dan akhiran, dan seterusnya.

Biasanya kata yang telah mengalami proses afiksasi membentuk kata baru atau kata turunan dari kata dasar.

Contoh afiksasi dalam bahasa Indonesia:

1. Mengubah kata kerja dasar menjadi pelaku perbuatan.

Misalnya:

Tulis ditambah awalan pe(n) menjadi penulis

Baca ditambah awalan pe(m) menjadi pembaca


2. Mengubah kata kerja menjadi kata perintah.

Misalnya:

Tulis ditambah akhiran kan menjadi tuliskan

Baca ditambah akhiran kan menjadi bacakan


3. Mengubah kata benda menjadi kata kerja yang bermakna menggunakan kata benda tersebut.

Misalnya:

Sepeda ditambah awalan ber menjadi bersepeda

Baju ditambah awalan ber menjadi berbaju


timbangan 10 pola perubahan kata kerja

Proses afiksasi atau imbuhan pada kata kerja dalam bahasa Arab

Afiksasi juga ada pada bahasa Arab. Pada dokumentasi pembelajaran kali ini, saya menuliskan rangkuman tentang afiksasi pada kata kerja atau imbuhan pada kata kerja di dalam bahasa Arab.

Saya mencatat ada 9 imbuhan kata kerja ditambah dengan kata kerja dasarnya berarti ada 10 pola kata kerja dalam bahasa Arab.

10 pola perubahan kata kerja pada bahasa arab

Saya akan menuliskan tentang pola dari fa'ala beserta satu contoh fi'ilnya. Yang saya catat di sini adalah fi'il madhi, fi'il mudhari, dan mashdarnya dari masing-masing pola.

1. Normal pattern.

Ini adalah pola dasarnya yang belum mendapat imbuhan, artinya adalah seperti kata kerja biasanya saja.

Fi'il madhi = فَعَلَ

Fi'il mudhari = يَفْعَلُ

Mashdar = فِعْلٌ


2. Imbuhan sisipan pada huruf yang sama ditengah kata.

Kata dasar di atas adalah fa'ala dengan huruf 'ain ditengahnya. Kata ini mendapatkan sisipan 'ain ditengah kata menjadikan 'ain bertasydid.

Fi'il madhi = فَعَّلَ

Fi'il mudhari = يُفَعِّلُ

Mashdar = تَفْعِيْلٌ

Contoh :

Kata عَلِمَ - يُعَلِمُ = artinya belajar.

'Alima huruf tengahnya adalah huruf lam. Jika kata kerja di atas mendapat sisipan huruf lam di tengah kata, huruf lam menjadi bertasydid. Kata kerjanya menjadi seperti di bawah:

عَلَّمَ - يُعَلِّمُ - تَعْلِيْمٌ

Baca : 'Allama yu'allimu ta'liimun. Artinya = mengajar.

Perubahan makna

Pola ke dua pada catatan ini kata kerja yang mendapat imbuhan sisipan ini dapat bermakna:

a. Mengerjakan sesuatu secara intensif atau berulang (penekanan).

b. Mengerjakan sesuatu kepada orang lain.

Pada contoh di atas, berarti bermakna mengerjakan sesuatu untuk/kepada orang lain (poin b).

'alima berarti belajar, 'allama berarti mengerjakan pelajaran kepada orang lain alias mengajar.

Jadi terdapat makna baru yang tadinya belajar, makna yang sekarang adalah mengajar. Inilah inti dari pola kata kerja poin dua.

Sekarang kita lanjutan pola nomor 3.


3.
Imbuhan sisipan dengan penambahan huruf alif di huruf pertama

Kata dasar fa'ala menjadi faa'ala. Polanya adalah sebagai berikut:

Fi'il madhi : فاَعَلَ

Fi'il mudhari : يُفَاعِلُ

Mashdar : فِعَالٌ


Contoh
:

Kata ضَرَبَ - يَضْرِبُ = artinya memukul.

Kata dharaba jika ada penambahan alif pada huruf pertama (huruf dhad), menjadi dhaaraba, yaitu:

ضَارَبَ - يُضَارِبُ

Baca = dhaaraba yudhaaribu. Artinya = saling pukul.


Perubahan makna

Pada pola ketiga ini, kata kerja yang diberi sisipan huruf alif pada huruf fa dapat bermakna:

a. Perbuatan yang dikerjakan bersama-sama (interaksi antara dua orang atau lebih).

b. Untuk penekanan/intensitas atau memperbanyak.

Pada contoh dharaba, berarti bermakna saling (poin a).

dharaba berarti memukul, dhaaraba berarti saling memukul.

4. Imbuhan awalan huruf alif di depan kata

Kata fa'ala menjadi af'ala. Polanya adalah:

Fi'il madhi : أَفْعَلَ

Fi'il mudhari : يُفْعِلُ

Mashdar : إِفْعَالٌ


Contoh :

خَرَجَ - يَخْرُجُ = artinya keluar.

Jika kata kharaja ditambahkan awalan huruf alif di depan kata, menjadi akhraja. Kata kerjanya seperti di bawah ini.

أَخْرَجَ - يُخْرِجُ - إِخْرَاجٌ

Baca = akhraja - yukhriju ikhraajun. Artinya = mengeluarkan.


Perubahan makna

Pola keempat ini, mempunyai makna mengerjakan sesuatu untuk sesuatu atau seseorang (penyebab sesuatu).

Kharaja berarti keluar, sedangkan akhraja berarti mengeluarkan sesuatu atau mengeluarkan seseorang.


5. Imbuhan awalan huruf ta dan sisipan huruf yang sama dengan huruf di tengah.

Pola nomor lima ini sama dengan nomor dua, namun ditambah dengan awalan huruf ta. Kata dasar fa'ala menjadi tafa'ala. Polanya adalah:

Fi'il madhi : تَفَعَّلَ

Fi'il mudhari : يَتَفَعَّلُ

Mashdar : تَفَعُّلُ


Contoh :

وَكَلَ - يَكِلُ = artinya mewakilkan.

Jika kata wakala mendapat awalan ta dan sisipan kaf sehingga kaf bertasydid, maka kata kerjanya menjadi tawakkala. Pola ada di bawah ini.

تَوَكَّلَ - يَتَوَكَّلُ - تَوَكُّلٌ

Baca = tawakkala - yatawakkalu - tawakkulun. Artinya berserah diri.


Perubahan makna

Pola kelima ini, maknanya hampir sama dengan pola kedua, hanya saja ditambah dengan makna mengerjakan sesuatu untuk diri sendiri (to do something to yourself).

Wakala berarti mewakilkan, sedangkan tawakkala berarti mewakilkan sesuatu kepada sesuatu/seseorang.

Dengan kata lain, wakala berarti mewakilkan dan tawakkala itu merupakan penekanan (intensitas) yang berarti berserah diri.


6. Awalan huruf ta dan sisipan huruf alif pada huruf pertama.

Kata dasar fa'ala menjadi tafaa'ala. Polanya adalah sebagai berikut:

Fi'il madhi : تَفَاعَلَ

Fi'il mudhari : يَتَفَاعَلٌ

Mashdar : تَفَاعُلٌ


Contoh
:


عَاوَنَ - يُعَاوِنُ = artinya menolong.

Jika 'aawana ditambah awalan huruf ta, maka kata kerjanya menjadi ta'aawana. Polanya sebagai berikut:

تَعَاوَنَ - يَتَعَاوَنُ - تَعَاوُنٌ

Baca = ta'aawana - yata'aawanu - ta'aawun. Artinya saling menolong.


Perubahan makna

Pola keenam ini mempunyai makna sesuatu yang dikerjakan bersama (saling mengerjakan).

'aawana berarti menolong, sedangkan ta'aawana berarti saling menolong.




7. Awalan in

Kata fa'ala menjadi in-fa'ala. Polanya adalah di bawah ini:

Fi'il madhi : اِنْفَعَلَ

Fi'il mudhari : يَنْفَعِلُ

Mashdar : اِنْفِعَالٌ


Contoh
:

قَلَبَ - يَقْلِبُ Artinya : membalikkan.

Jika qalaba ditambah awalan in, maka kata kerjanya menjadi in-qalaba. Polanya adalah :

اِنْقَلَبَ - يَنْقَلِبُ - اِنْقِلاَبٌ

Baca = in-qalaba - yanqalibu - inqilaabun. Artinya = terbalik.


Perubahan makna

Dengan menggunakan pola ketujuh ini, membuat kata kerja menjadi bentuk pasif.

Qalaba artinya membalik, sedangkan in-qalaba artinya terbalik.



8. Awalan huruf alif dan sisipan huruf ta

Polanya adalah :

Fi'il madhi : اِفْتَعَلَ

Fi'il mudhari : يَفْتَعِلُ

Mashdar : اِفْتِعَالٌ


Contoh
:

kata benda خِلاَفٌ (khilaafun) jika mengalami proses afiksasi seperti pola nomor 8, menjadi kata kerja yang bentuknya adalah اِخْتَلَفَ (ikhtalafa). Polanya adalah:

اِخْتَلَفَ - يَخْتَلِفُ - اِخْتِلاَفٌ

Baca = ikhtalafa - yakhtalifu - ikhtilaafun. Artinya berbeda.


Perubahan makna

Pola ke 8 ini, maknanya beragam tergantung konteks. Jadi dalam contoh ini khilaafun berarti perbedaan atau perselisihan, sedangkan ikhtalafa artinya adalah berbeda.


9. Akhiran yang berhuruf sama dengan huruf akhir

Polanya:

Fi'il madhi : اِفْعَلَّ

Fi'il mudhari : يَفْعَلُّ

Masdhar : اِفْعِلاَلٌ


Contoh
:

Biasanya pola nomor sembilan ini dipakai untuk kata sifat yang menunjukkan warna. Dan jika diberi akhiran dengan huruf yang sama huruf akhir menjadi bertasydid.

أَحْمَرُ (ahmaru) artinya adalah merah.

Jika diberi akhiran ra, ra menjadi tasydid, sehingga menjadi ihmarra. Polanya adalah:

اِحْمَرَّ - يَحْمَرُّ - اِحْمِرَارٌ .

Baca : ihmarra - yahmarru - ihmiraarun. Artinya = menjadi merah.


Perubahan makna

Pola kesembilan berguna untuk mengubah kata sifat menjadi kata kerja. Sehingga Ahmaru artinya adalah merah, sedangkan ihmarra artinya adalah menjadi merah.


10.
Awalan uruf alif, sin , dan ta

Kata fa'ala menjadi istaf'ala. Polanya adalah:

Fi'il madhi : اِسْتَفْعَلَ

Fi'il mudhari : يَسْتَفْعِلُ

Mashdar : اِسْتِفْعَالٌ


Contoh
:

kata dasar ghafara menjadi istaghfara.

غَفَرَ - يَغْفِرُ artinya = memaafkan atau memberi maaf.

Jika ditambah awalan pada pola ini, kata kerjanya menjadi istaghfara. Polanya adalah:

اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ - اِسْتِغْفَارٌ

Baca = istaghfara yastaghfiru istighfaarun. Artinya meminta maaf.


Perubahan makna


Fungsi pola kesepuluh ini adalah mengubah makna menjadi meminta sesuatu. Jadi ghafara artinya memberi maaf, sedangkan istaghfara artinya meminta maaf.



Kesimpulan

Telah terbaca dokumentasi perubahan kata akibat afiks/imbuhan (awalan, sisipan, akhiran). Terdapat 10 pola perubahan kata akibat proses afiksasi ini. Dan masing-masing pola mempunyai maknanya masing-masing.

Selamat mencari kata-kata yang lain untuk latihan.



Sumber catatan pola perubahan kata kerja:

Buku elektronik (ebook) berjudul Understand & speak Arabic in just 12 coloured Tables.