Al-Badal - Kitab Tashiilun Nahwi - Pelajaran 27

Table of Content [Lihat di sini]

Sebelum melanjutkan pelajaran tentang salah satu jenis at-tawaabi' yaitu al-badal, maka perlu saya ulang jenis-jenis at-tawaabi'u yang sudah dibahas, yaitu:

- Na'tun atau shifah

- At-ta'kiid atau at-taukiid



البَدَلُ = al-badalu/al-badal


Definisi badal = badal adalah taabi' yang sebenarnya dimaksud di dalam kalimat. Matbuu' (kata yang diikuti oleh taabi') hanya sebagai perkenalan/pembuka ke taabi'.

Kaidah al-badal


- Dalam kalimat ini, taabi' disebut badal (pengganti) dan matbuu' disebut mubdal minhu/mubaddal minhu (yang digantikan).

مُبْدَلٌ مِنْهُ atau مُبَدَّلٌ مِنْهُ artinya kata yang digantikan.

Contoh kalimat menggunakan badal


جَاءَ  زَيْدٌ أَخُوْكَ  = jaa-a Zaidun akhuuka.
Artinya = Zaid, saudaramu, telah datang.

Penjelasan kalimat:

- Kalimat di atas adalah termasuk jumlah fi'liyyah

- Yang bertindak sebagai fi'il adalah jaa-a

- yang bertindak sebagai faa'il adalah Zaidun dan Akhuuka.

- Di sini Zaidun adalah matbuu' (kata yang diikuti) dan dinamakan juga mubdalun minhu atau mubaddalun minhu.

- Sedangkan Akhuuka adalah taabi' (kata yang mengikuti, yaitu mengikuti Zaid atau kata setelah zaid), dinamakan sebagai badalun/badal.

- Badal adalah kata yang sebenarnya dimaksud dalam kalimat, jadi dalam kalimat tersebut yang ditekankan akhuuka -> Telah datang saudaramu.

- mubdal minhu (yaitu Zaid) hanya sebagai perkenalan saja bahwa yang dimaksud saudaramu (akhuuka) adalah Zaidun.


al-badalu dalam sebuah kalimat


Ada empat tipe badal, yaitu:


1. بَدَلٌ كُلٍّ مِنْ كُلٍّ = badalun kullin min kullin

Yaitu badal yang mengacu kepada sesuatu yang sama dengan mubdal minhu nya.

Contohnya adalah yang sudah dituliskan di atas, yaitu : جَاءَ  زَيْدٌ أَخُوْكَ

Zaidun dan akhuuka adalah sesuatu yang sama (person/orang yang sama).


2. بَدَلٌ بَعْضٍ مِنْ كُلٍّ  = badalun ba'dhin min kullin

Yaitu badal yang mengacu pada sebagian dari mubdal minhu nya.

Misalnya jika mubdal minhunya seseorang, maka badalnya sebagiannya seperti kepalanya, hidungnya, dst.

Contoh kalimatnya:

ضَرَبْتُ زَيْدً رَأْسَهُ  = dharabtu Zaidan ra'sahu.
Artinya = Saya memukul Zaid, kepalanya.
Atau bisa juga = Saya memukul kepalanya Zaid.

Penjelasan kalimat:

- Matbuu'nya adalah Zaid, taabi'nya adalah ra'sahu.

- Kondisi taabi' adalah mengikuti matbuu'nya, dalam kalimat di atas matbuu' adalah manshub (Zaidan), maka taabi' juga manshub (ra'sahu).

- Yang bertindak sebagai badal adalah ra'sahu (kepalanya). Karena kata inilah yang dimaksud oleh si pembicara yaitu saya memukul kepalanya (kepalanya si Zaid).


3. بَدَلٌ الاِشْتِمَالِ  = badalul isytimaali

Yaitu badal yang mempunyai hubungan dengan mubdal minhu (selain kondisi badal poin nomor 2).

Contoh kalimat:

سُرِقَ زَيْدٌ قَمِيْصُهُ  = suriqa Zaidun qamiishuhu
Artinya = Telah dicuri Zaid, bajunya
Atau tepatnya = Telah dicuri bajunya Zaid / bajunya Zaid telah dicuri.

Penjelasan kalimat:

- Sesungguhnya yang dimaksud oleh si pembicara adalah bajunya si Zaid, sehingga maknanya adalah telah dicuri bajunya.

- Zaid (sebagai mubdal minhu) adalah hanya sebagai pengenal saja, bahwa baju yang dicuri adalah bajunya zaid.

- Dinamakan badal isytimaal karena baju itu mempunyai hubungan dengan zaid (baju yang dicuri adalah bajunya Zaid)


4. بَدَلٌ الغَلَطِ  = badalul ghalathi.

Yaitu badal yang diucapkan/dituliskan setelah ada kesalahan, badal ini berfungsi sebagai koreksi kata sebelumnya.

Contoh kalimat :

اِسْتَرَيْتُ فَرَسًا حِمَارًا  = Saya membeli seekor kuda, eh, seekor keledai.

Penjelasan kalimat:

- seperti kaidah di atas, maka yang dimaksud oleh si pembicara adalah dia membeli keledai.

- Namun dia salah ucap, yang dia ucapkan adalah kuda, makanya muncul kata berikutnya (yang bertindak sebagai badal) untuk mengkoreksi kata pertama.