Pelajaran ke-23 kitab durusul lughah jilid 1 | Penjelasan & Murajaah

Table of Content [Lihat di sini]
Pelajaran ke-23 kitab durusul lughah jilid 1 adalah lanjutan dari pelajaran sebelumnya yaitu pelajaran ke-22.

materi penjelasan durusul lughah 1 pelajaran 23


Pelajaran ke-22 membahas tentang contoh-contoh dan wazan isim yang tidak bertanwin (isim ghairu munsharif), kemudian pada bahasan kali ini kita akan mengetahui bagaimana isim ghairu munsharif (mamnu' minash sharf) ini jika ia dalam keadaan majrur.

Isim laa yansharif (mamnu' mina ash-sharf) dalam keadaan marfu' adalah dhammah/dhammatain, dalam pelajaran ini dikupas bagaimana jika isim ini didahului oleh huruf jar.

Poin poin penting Pelajaran ke-23 kitab durusul lughah 1


1. بَاكِسْتَانُ = baakistaanu.

Isim ini berwazaan akhiran انُ (aanu).

Dalam keadaan marfu' => بَاكِسْتَانُ

Jika isim ini didahului oleh salah satu 'aamil, yaitu huruf jar مِنْ , maka isim ini menjadi dalam keadaan majrur.

isim laa yansharif dalam keadaan marfu dan majrur


Seperti terlihat pada gambar di atas, maka ia menjadi بَاكِسْتَانَ (baakistaana).


2. Isim isyarah untuk isim ghairu 'aqil yang jamak taksir.

Sebagaimana telah diketahui bahwa isim jamak taksir, isim isyarahnya harus mufrad muannats.

Contoh:

isim = سَبْعَةُ دَفَاتِرَ  (sab'atu dafaatira), artinya tujuh buku tulis.

isim isyarahnya => هِيَ (isim isyarah untuk mufrad mu-annats).


isim isyarah untuk jamak taksir ghairu aqil



Lihat gambar di atas.

عِنْدِي سَبْعَةُ دَفَاتِرَ ('indii sab'atu dafaatira), artinya: ini ada tujuh buku tulis atau bersama saya ada tujuh buah buku tulis.


لِمَنْ هِيَ ؟ (liman hiya?), artinya : punya siapa ini?



3. دَفَاتِرُ  (dafaatiru)

dafaatiru adalah bentuk jamak dari daftarun (دَفْتَرٌ), yang artinya buku tulis.

Kita telah mengetahui kaidah untuk 'adad dan ma'duud yang bilangannya antara 3 sampai 9, yaitu isim harus dalam keadaan jamak dan majrur.

Jamak taksir dari daftaru berwazan mafaa-ilu, yaitu salah satu wazan yang mamnu' minash sharf (tidak bertanwin).

Isim ghairu munsharif ini, jika dalam keadaan majrur, tandanya adalah fathah. Contohnya:

marfu' = دَفَاتِرُ (dafaatiru)

majrur = دَفَاتِرَ (dafaatira)

sehingga jika kita ingin mengucapkan tujuh buah buku tulis dalam bahasa Arab sesuai kaidah nahwu, maka menjadi سَبْعَةُ دَفَاتِرَ (sab'atu dafaatira).



4. هَاتِ  (haati).

هَاتِ adalah salah satu huruf yang berfungsi sebagai fi'il amr untuk mufrad mudzakkar (laki-laki tunggal) bermakna: berikan kepadaku; bawalah; bawakan kepadaku; dan yang semisalnya.

summary:

untuk dhamir أَنْتَ , fi'il amrnya هَاتِ (haati)

untuk dhamir أَنْتِ , fi'il amrnya هَاتِي (haatii)

untuk dhamir أَنْتُمَا , fi'il amrnya هَاتِيَا (haatiyaa)

untuk dhamir أَنْتُمْ , fi'il amrnya هَاتُوْا (haatuu)

untuk dhamir أَنْتُنَّ , fi'il amrnya هَاتِيْنَ (haatiina)

Sobat dapat mengetahui contoh isim fi'il lainnya. Browse link berikut: contoh ismul fi'il 



5. Contoh isim ghairu munsharif yang dalam keadaan majrur

Isim dalam keadaan majrur jika didahului oleh 'aamil yang membuat isim tersebut majrur, misalnya didahului oleh huruf jar, bentuk mudhaf-mudhaf ilaih, dan seterusnya.

Di bawah ini contoh isim-isim tersebut:


bentuk majrur dari isim mamnu minash sharf


Alhamdulillah, selesai sudah kita mempelajari kitab durusul lughah jilid kesatu.

========================================

Baca pelajaran sebelumnya:

Pelajaran ke-22 kitab durusul lughah 1