Murajaah Pelajaran Durusul Lughah 1 Bab 22
Table of Content [Lihat di sini]
Di bawah ini adalah poin poin penting yang dipelajari pada kitab Durusul Lughah jilid 1 bab yang ke-22:
1. Kata ganti kepemilikan untuk orang ketiga tunggal laki-laki.
Kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki adalah هُوَ (huwa).
Sedangkan kata ganti kepemilikannya adalah ﻪُ (hu).
زَوْجَتُهُ مُدَرِّسَةٌ (zaujatuhu mudarrisatun), artinya istrinya adalah seorang guru.
Pada kalimat di atas, dia/nya kembali (mengacu) kepada حَامِدٌ (haamidun).
2. Kata ganti kepemilikan untuk orang ketiga tunggal perempuan.
Kata ganti orang ketiga tunggal perempuan adalah هِيَ (hiya).
Sedangkan kata ganti kepemilikannya adalah هَا (haa).
اِسْمُهَا آمِنَةُ (ismuhaa Aminah), artinya namanya (namanya dia) Aminah.
Pada kalimat di atas haa (dia/nya) mengacu atau kembali kepada istrinya hamid.
3. Huruf ل (lam) menunjukkan kepemilikan.
حَامِدٌ لَهُ أَرْبَعَةُ أَبْنَاءٍ (haamidun lahu arba'atu abnaa-in), artinya: Hamid, dia mempunyai empat anak laki-laki.
لَهُ (lahu) artinya ia memiliki.
4. 'adad dan ma'duud.
Dalam pelajaran ke-22 ini, dijelaskan hubungan antara jumlah benda (bilangan/'adad) dan bendanya (ma'duud), khususnya yang berjumlah satu sampai 10.
Untuk bilangan 3 sampai 10, berlaku ketentuan:
a. Jika benda (isim)nya mudzakkar, maka bilangannya mu-annats. Sebaliknya, jika benda mu-annats, bilangannya mudzakkar.
b. Isim dalam keadaan jamak dan majrur.
Contoh:
- أَرْبَعَةُ أَبْنَاءٍ (arba'atu abnaa-in) = empat anak laki-laki.
- خَمْسَةُ أَقْلاَمٍ (khamsatu aqlaamin) = lima buah pena.
5. Perbedaan antara ل dan عند
Dua-duanya sama-sama menunjukkan kepemilikan, namun ada perbedaan diantara keduanya, yaitu:
ل digunakan untuk makhluk hidup, sedangkan عند digunakan untuk benda mati.
Contoh:
- لَهُ أَرْبَعَةُ أَبْنَاءٍ (lahu arba'atu abnaa-in) = dia mempunyai empat anak laki.
Memiliki anak (makhluk hidup) menggunakan ل
- عِنْدِيْ خَمْسَةُ أَقْلاَمٍ ('indii khamsatu aqlaamin) = saya mempunyai lima pena.
Kepemilikan untuk isim ghairu 'aqil (benda mati) seperti pena,dll, maka kita gunakan عند
6. Hubungan antara kata benda dan kata sifat dalam bahasa Arab.
Hubungan antara kata benda dan kata yang menyifatinya, khususnya untuk isim ghairu 'aqil yang jamak yaitu:
Jika isimnya jamak, maka kata sifatnya (na'tun) dalam keadaan tunggal (mufrad) dan mua-annats.
Contoh yang dapat dilihat pada pelajaran ke-22 kitab durusul lughah jilid 1 ini:
- مَنَادِيْلُ كَثِيْرَةٌ (manaadiilu katsiiratun), artinya sapu tangan yang banyak.
manaadiilu adalah isim ghairu 'aqil yang jamak, sehingga kata yang menyifatinya harus berbentuk mufrad mu-annats yaitu katsiiratun.
- فَنَادِقُ قَلِيْلَةٌ (fanaadiqu qaliilatun), artinya hotelnya sedikit.
note: ghairu 'aqil = tidak berakal alias benda mati.
Namun jika isim yang berakal dan jamak, maka na'tun harus jamak.
Contoh:
- عُلَمَاءُ كِبَارٌ ('ulamaa-u kibaarun), artinya ulama besar (bisa juga diartikan ulama yang sudah berumur/banyak pengalaman).
7. Contoh isim ghairu munsharif.
Isim laa yansharif (ghairu munsharif) adalah isim yang tidak menerima tanwin (tidak bertanwin).
Pada pelajaran durusul lughah 1 bab ke 22 ini, dijelaskan contoh-contoh isimnya yaitu isim mamnu' minash sharf.
Lihat gambar di bawah.
Wazan lengkap isim jamak taksir dapat diketahui di sini:
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/04/wazan-jamak-taksir-dan-contohnya-lengkap.html
=============================================
Ingin mengetahui pelajaran sebelumnya? Baca pelajaran dan penjelasan durusul lughah 1 jilid 21
Baca pelajaran selanjutnya => Penjelasan durusul lughah 1 pelajaran ke-23
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.