Catatan Belajar Nahwu Dari Nol - Pelajaran 4 - Jumlah & Jenis isim

Table of Content [Lihat di sini]
Catatan belajar dari penjelasan ustadz Firanda dalam program belajar nahwu dari nol telah sampai pada materi keempat.

Ini adalah catatan belajar pribadi saja, sobat bisa membaca rangkuman pembelajaran pada grup resmi (official) ustadz Firanda dan tim beliau, yaitu pada grup telegram yang beralamat https://t.me/belajarnahwudarinol_materi

Pada grup resmi, sobat bisa mengerjakan soal/quiz agar dapat menguji kemampuan sobat dalam memahami   materi.

materi pelajaran 4 : jumlah ismiyyah dan fi'liyyah serta jenis isim berdasarkan bilangan


Video pembelajarannya dapat dilihat pada video di bawah (sumber : channel resmi ustadz Firanda)






Materi pada pertemuan keempat adalah :


1. Pengertian jumlah dan pembagian jumlah.


jumlah terbagi dua yaitu jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah


2. Jenis isim dilihat dari banyaknya.


isim berdasarkan bilangan ada tiga : mufrad, mutsanna, jamak



Sekarang marilah kita menyimak materi pada poin pertama.


Pengertian jumlah dan pembagian jumlah


Jumlah (جُمْلَةٌ ) artinya kalimat.

Jumlah terdiri dari beberapa kalimah (catatan : arti kalimah adalah kata).

Yang termasuk jumlah adalah yang telah memiliki makna meskipun tersusun dari dua kalimah (atau tersusun dari dua kata).


أَنْوَاعُ الجُمْلَةِ (jenis-jenis jumlah)


Dalam bahasa Arab, jumlah terdiri dari dua bagian, yaitu:


1. الجُمْلَةُ الاِسْمِيَّةُ (jumlah ismiyyah)

Jumlah ismiyyah adalah jumlah yang dimulai dengan isim.

Contoh :


الطَّالِبُ مَرِيْضٌ (ath-thaalibu mariidhun), artinya siswa itu sakit.

Jumlah dimulai oleh kata ath-thaalibu.

ath-thaalibu adalah isim, maka jumlah di atas adalah jumlah ismiyyah.



الطَّالِبُ يَأْكُلُ (ath-thaalibu ya'kulu), artinya siswa itu makan.

Jumlah di atas dimulai oleh isim yaitu ath-thaalibu sehingga jumlah ini tergolong jumlah ismiyyah.



2. الجُمْلَةُ الفِعْلِيَّةُ  (jumlah fi'liyyah)


Jumlah fi'liyyah adalah jumlah yang dimulai dengan fi'il.

contoh:


يَأْكُلُ الطَّالِبُ (ya'kulu ath-thaalibu), artinya siswa itu makan.

Jumlah di atas dimulai dengan fi'il ya'kulu, sehingga jumlah ini tergolong jumlah fi'liyyah.



مَرِضَ الطَّالِبُ (maridha ath-thaalibu), artinya siswa itu sakit.

Jumlah di atas dimulai oleh fi'il maridha, sehingga jumlah ini tergolong jumlah fi'liyyah.



Pembagian isim berdasarkan banyaknya


Berdasarkan banyaknya isim, isim terbagi menjadi tiga, yaitu :


1. مُفْرَد (mufrad) alias tunggal.


Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan jumlah tunggal (banyak isim tersebut adalah satu).

Contoh :

طَالِبٌ (thaalibun) : seorang siswa.

طَالِبَةٌ (thaalibatun), artinya seorang siswi.

مُسْلِمٌ (muslimun), artinya seorang muslim.

مُسْلِمَةٌ (muslimatun), artinya seorang muslimah.


2. مُثَنَّى (mutsanna), alias dual atau ganda.


Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan makna ganda (dual).

Contoh :

طَالِبَانِ atau طَالِبَيْنِ (thaalibaani atau thaalibaini), artinya dua orang siswa.

طَالِبَتَانِ atau طَالِبَتَيْنِ (thaalibataani atau thaalibataini), artinya dua orang siswi.

مُسْلِمَانِ atau مُسْلِمَيْنِ (muslimaani atau muslimaini), artinya dua orang muslim.

مُسْلِمَتَانِ atau مُسْلِمَتَيْنِ (muslimataani atau muslimataini), artinya dua orang muslimah.


Catatan tambahan:

1. Mengubah isim mufrad menjadi mutsanna:

مُفْرَد  + انِ => isim mufradnya ditambah alif dan nun kasrah (setelah sebelumnya huruf ak‏hir mufradnya harakat akhir diubah menjadi fat-hah).


Langkah-langkah mufrad menjadi mutsanna

مُسْلِمٌ (muslim)

- huruf akhirnya adalah م (mim), harakat akhirnya diubah menjadi fat-hah.

- pada langkah ini isim tersebut menjadi مُسْلِمَ (muslima)

- kemudian ditambahkan ا (alif) dan نِ (nun kasrah), sehingga menjadi مُسْلِمَانِ (muslimaani)


2. Mengubah isim mufrad menjadi mutsanna:

مُفْرَد + يْنِ  => isim mufrad ditambah ya sukun dan nun kasrah (setelah sebelumnya huruf ak‏hir mufradnya harakat akhir diubah menjadi fat-hah).


Langkah-langkah mufrad menjadi mutsanna

مُسْلِمٌ (muslim)

- huruf akhirnya adalah م (mim), harakat akhirnya diubah menjadi fat-hah.

- pada langkah ini isim tersebut menjadi مُسْلِمَ (muslima)

- kemudian ditambahkan يْ (ya sukun )dan نِ (nun kasrah), sehingga menjadi مُسْلِمَيْنِ (muslimaini)


Pelajaran tambahan : bentuk dual / mutsanna pada isim

3. جَمْع (jam'un), alias jamak.


Isim jamak terbagi menjadi tiga, yaitu :


a. Jamak mudzakkar salim  (جَمْعُ المُذَكَّرِ السَّالِمِ)

jamak mudzakkar salim adalah jamak mudzakkar yang selamat, artinya jamak yang mengikuti sebuah pola atau wazan yang tetap yaitu وْنَ atau يْنَ

Contoh :

mufrad -> مُسْلِمٌ  (muslimun)

jamak mudzakkar salim -> مُسْلِمُوْنَ (muslimuuna) atau مُسْلِمِيْنَ (muslimiina).


b. jamak mu-annats salim (جَمْعُ المُؤَنَّثِ السَّالِمِ)

Jamak mu-annats yang selamat, yaitu jamak yang mengikuti pola atau wazan yang tetap yaitu : اتٌ  atau اتٍ


Contoh :

mufrad -> مُسْلِمَةٌ

jamak mu-annats salim -> مُسْلِمَاتٌ (muslimaatun) atau مُسْلِمَاتٍ (muslimaatin).




c. jamak taksir (جَمْعُ التَّكْسِيْرِ)

Jamak taksir adalah jamak yang pola/rumus atau wazannya selain yang di atas.


Contoh :

mufrad -> وَلَدٌ (waladun), artinya seorang anak laki.

jamak taksir -> أَوْلاَدٌ (aulaadun), artinya anak-anak laki-laki.



mufrad -> دَفْتَرٌ (daftarun), artinya buku tulis.

jamaknya -> دَفَاتِرُ (dafaatiru), artinya buku-buku tulis.


Nanti pada saatnya, kita akan pelajari lebih dalam beberapa wazan jamak taksir.


Untuk tambahan pelajaran, pelajari : macam-macam jamak & wazan jamak taksir



Demikian pelajaran pada pertemuan keempat.

============================

Ingin murajaah pelajaran ketiga? baca   Ciri-ciri fi'il

Lanjut ke pelajaran kelima? silakan belajar di sini: i'rob pada isim