Ismut Tafdhiil - Kitab Tashiilun Nahwi - Pelajaran 46

Table of Content [Lihat di sini]

اسْمُ التَّفْضِيْلِ - Isim tafdhiil


Pelajaran tentang ismut tafdhiil telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya. Silakan muraja'ah tentang pengertian dan contoh isim tafdhiil.

Ada sedikit tambahan catatan tentang isim tafdhiil yang diambil dari kitab tas-hiilun nahwi ini, yaitu tentang wazan/pola isim tafdhiil dan kaidah isim tafdhiil.


Wazan isim tafdhiil 


1. Mudzakkar


a. Mufrad

Wazannya adalah أَفْعَلُ (af'alu).


Contohnya: أَكْبَرُ (akbaru) => artinya lebih besar/paling besar.


b. Mutsanna

Wazannya adalah أَفْعَلاَنِ  (af'alaani).


Contohnya : أَكْبَرِانِ  (akbaraani) => artinya lebih besar.


c. Jamak

Wazannya : أَفْعَلُوْنَ (af'aluuna) atau أَفَاعِلَ (afaa'ila).


Contohnya :

أَكْبَرُوْنَ (akbaruuna) => artinya lebih besar.


أَكَابِرُ (akaabiru) => artinya lebih besar.


2. Mu-annats


a. Mufrad

Wazannya : فُعْلَى (fu'laa).


Contohnya : كُبْرَى (kubraa) => artinya lebih besar.


b. Mutsanna

Wazannya : فُعْلَيَانِ (fu'layaani).


Contohnya : كُبْرَيَانِ (kubrayaani) => artinya lebih besar.


c. Jamak

Wazannya : فُعْلَيَاتٌ (fu'layaatun) atau فُعَلٌ (fu'alun).


Contoh:

- كُبْرَيَاتٌ (kubrayaatun) => artinya lebih besar

- كُبَرٌ (kubarun) => artinya lebih besar.


pola isim tafdhiil berdasarkan jumlah dan gender


Kaidah isim tafdhiil


1. isim tafdhiil yang menggunakan min ( مِنْ ) selalu mudzakkar dan mufrad.

Contoh:

- زَيْدٌ أَعْلَمُ مِنْ بَكْرٍ  = Zaidun a'lamu min Bakrin.
Artinya = Zaid lebih mengetahui dari Bakar.

Penjelasan kalimat:

- isim tafdhiil adalah a'lam dengan diikuti min - مِنْ

- bakrin adalah majrur karena sebelumnya ada huruf jar.


- عَائِشَةُ أَكْبَرُ مِنْ زَيْنَبَ = 'Aa-isyatu akbaru min zainaba.
Artinya = Aisyah lebih tua dari Zainab.

Penjelasan kalimat:

- isim tafdhiil akbaru dengan diikuti min bentuknya mufrad dan mudzakkar, sehingga walaupun kata yang dibandingkan adalah mu-annats, tetap isim tafdhiil nya mudzakkar mufrad.


2. isim tafdhiil yang didepannya ditambah al ( ال ) harus mengikuti jenis kata sebelumnya (yang dibandingkan) dalam hal jumlah maupun gendernya.

Contoh:

- الزَّيْدَانِ الأَعِلَمَانِ غَائِبَانِ  = az-Zaidaani al-a'lamaani ghaa-ibaani.
Artinya = Dua Zaid yang lebih berpengetahuan sedang tidak ada.


3. Bentuk paling atau bentuk idhaafah, mengikuti jenis kata sebelumnya.

Contoh:

- الزَّيْدُوْنَ أَعْلَمُو القَوْمِ = az-Zaiduuna a'lamuu al-qaumi.
Artinya = Zaid (kumpulan orang yang bernama Zaid) adalah orang yang paling berpengetahuan.

- مَرْيَمُ كُبْرَى النَّاسِ = Maryamu kubraa an-naasi.
Artinya = Maryam adalah orang tertua.


4. Isim tafdhiil dapat juga dibentuk dari penambahan kata أَشَدُّ (asyaddu) atau أَكْثَرُ (aktsaru) sebelumnya.

Contohnya:

- هُوَ أَشَدُّ عَرْجًا مِنْ زَيْدٍ = huwa asyaddu 'arjan min Zaidin.
Artinya = Dia lebih lemah daripada Zaid.

- هُوَ أَكْثَرُ اِجْتِهَادًا مِنْ زَيْدٍ = Huwa aktsaru ijtihaadan min zaidin.
Artinya = Dia lebih rajin daripada Zaid.

Penjelasan kalimat:

- Setelah aktsaru atau asyaddu isimnya menjadi manshuub.

Dari aturan itu, maka arjan dan ijtihaadan adalah manshuub.