Fi'il ditinjau dari segi kaidah ilmu sharaf | Belajar sharaf untuk pemula
Sebelum masuk ke bab sharaf pada fi'il, hari ini kita belajar tentang fi'il lengkap, maksudnya pembagian fi'il ditinjau dari ilmu sharaf.
Setelah sebelumnya sobat belajar apa itu ilmu sharaf dan alat menimbang dan cara menimbang dalam timbangan sharaf, maka sekarang kita akan bahas tentang kata yang ditimbang (dalam hal ini fi'il, isim akan kita pelajari setelah fi'il).
Pembagian fi'il ditinjau dari kaidah ilmu sharaf
Pembagian fi'il dalam hal ini terbagi menjadi tujuh bagian dan saya akan merinci setiap bagiannya.
1. Fi'il dilihat dari bangunan huruf akhirnya.
Dari segi bangunannya, fi'il terbagi menjadi dua, yaitu
a. Fi'il shahih (صحيح)
Pengertian fi'il shahih : fi'il yang bangunannya tidak terdapat huruf illah (عِلَّة).
Jadi fi'il shahih adalah fi'il yang huruf penyusunnya tidak terdapat huruf illat yaitu huruf alif (ا), waw (و), dan ya (ي).
Fi'il shahih terbagi lagi menjadi tiga, yaitu:
a1. fi'il mahmuz (مهموز) : yaitu fi'il yang terdapat huruf hamzah (أ) pada bangunannya.
Contoh fi'il mahmuuz : قَرَأَ (membaca), أَكَلَ (makan).
a2. fi'il mudha'af (مضاعف) : yaitu fi'il yang fa fi'il dan 'ain fi'il nya berhuruf sama.
Contoh fi'il mudhaa'af : مَدَّ , مَرَّ
a3. fi'il salim (سالم) : fi'il diluar dua poin di atas.
Contoh : كَتَبَ , ضَرَبَ
b. Fi'il mu'tal (معتل)
Pengertian fi'il mu'tal : fi'il yang pada bangunannya terdapat huruf 'illah.
Fi'il mu'tal terbagi menjadi lima, yaitu:
b1. mitsaal (مثال)
mitsal yaitu fi'il mu'tal yang huruf 'illatnya pada fa fi'ilnya.
contoh : وَعَدَ, يَئِسَ
b2. ajwaf (أجوف)
Ajwaf adalah fi'il mu'tal yang huruf 'illahnya pada 'ain fi'ilnya.
contoh : عَادَ , قَالَ
b3. naqish (ناقص)
Naaqish adalah fi'il mu'tal yang berhuruf 'illah pada lam fi'ilnya.
contoh : دَعَا , بَكَى
b4. lafif mafruq (لفيف مفروق)
Lafiif mafruuq adalah fi'il mu'tal yang berhuruf 'illat pada fa fi'il dan lam fi'il.
contoh : وَلِيَ , وَقَى
b5. lafif maqrun (لفيف مقرون)
Lafiif maqruun adalah fi'il mu'tal yang berhuruf 'illat pada 'ain fi'il dan lam fi'il.
contoh : رَوَى, قَوِيَ
2. Fi'il dilihat dari segi penyusunannya
Dari segi penyusun fi'il atau dari lafazhnya, fi'il terbagi menjadi dua, yaitu:
a. fi'il mujarrad (مجرّد)
Fi'il mujarrad adalah fi'il yang semua huruf penyusunnya adalah asli (tidak ada huruf tambahan).
Fi'il mujarrad terbagi dua, yaitu :
a1. fi'il tsulatsi mujarrad, yaitu fi'il yang huruf penyusunnya terdiri dari tiga huruf asli.
contoh : كَتَبَ
a2. fi'il ruba'i mujarrad, yaitu fi'il yang huruf penyusunnya terdiri dari empat huruf asli.
contoh : دَحْرَجَ
b. fi'il mazid (مزيد)
Fi'il maziid adalah fi'il yang huruf penyusunnya terdapat huruf tambahan atau huruf zaidah.
Fi'il mazid terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu mazid tsulatsi dan mazid ruba'i.
b1. mazid tsulatsi adalah fi'il yang aslinya tiga huruf dan terdapat huruf tambahan.
Terbagi lagi menjadi tiga, yaitu : fi'il yang ditambah satu huruf tambahan, fi'il yang ditambah dua huruf tambahan, dan fi'il yang ditambah tiga huruf tambahan.
b2. mazid rubaa'i adalah fi'il yang aslinya empat huruf dan terdapat huruf tambahan.
Terbagi lagi menjadi dua, yaitu : fi'il yang ditambah satu huruf tambahan dan fi'il yang ditambah dua huruf tambahan.
Kita akan pelajari poin kedua ini secara lebih lengkap pada pelajaran selanjutnya setelah pelajaran ini.
3. Fi'il jika dilihat dari maknanya dan waktu kejadiannya
Poin ketiga ini dibahas juga dalam ilmu nahwu, namun kita ulang agar lebih paham.
Jika dilihat dari makna dan waktu kejadiannya, fi'il terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. fi'il madhi (ماضي)
Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan makna perbuatan dan kejadiannya terjadi sebelum waktu dibicarakan alias kejadiannya di waktu lampau dari waktu berbicara.
Diartikan ke bahasa Indonesianya "telah", "sudah"
contoh : كَتَبَ artinya telah menulis.
b. fi'il mudhari (مضارع)
Fi'il mudhari' adalah fi'il yang menunjukkan makna perbuatan dan kejadiannya pada saat berbicara atau setelah berbicara.
Diartikan ke bahasa Indonesianya "sedang" atau "akan".
contoh: يَكْتُبُ
Dalam menentukan apakah ia sedang atau akan, maka kita harus melihat konteks kalimat keseluruhan.
Misalnya jika dalam kalimat terdapat kata الآنَ , maka kita artikan "sedang".
c. fi'il amr (أمر)
Fi'il amr adalah fi'il yang menunjukkan makna perintah, yang kejadiannya itu diinginkan terjadinya setelah berbicara. Bisa juga kejadiannya itu diinginkan secara terus menerus.
c1. Jika sobat menyuruh "makanlah" kepada seseorang yang belum makan, maka artinya adalah kejadian yang diinginkan (yaitu makan) terjadinya adalah setelah berbicara.
Jadi كُلْ diartikan = makanlah!
c2. Jika sobat menyuruh "makanlah" kepada seseorang yang sedang makan, maka artinya adalah kejadian yang diinginkan (yaitu makan) tetap dilanjutkan atau terus menerus.
Jadi كُلْ dalam hal ini diartikan = tetaplah makan!
4. Fi'il dilihat dari segi butuhnya terhadap objek.
Dilihat dari adanya objek atau tidak, fi'il terbagi menjadi dua, yaitu:
a. fi'il lazim (لازم), yaitu fi'il yang tidak memerlukan objek.
Baca teori fi'il lazim di sini.
contoh: جَاءَ (datang)
جَاءَ زَيْدٌ = Zaid telah datang.
جَاءَ = fi'il madhi.
زَيْدٌ = fa'il (فاعل)
b. fi'il muta'addi (متعدّي), yaitu fi'il yang memerlukan objek.
baca teori fi'il muta'addi di sini.
contoh: ضَرَبَ (memukul)
ضَرَبَ يُوسُفُ زَيَدًا = Yusuf memukul Zaid
ضَرَبَ = fi'l madhi
يُوسُفُ = fa'il
زَيَدًا = maf'ul bih (objek)
Tanda-tanda fi'il muta'addi dan fi'il laazim
Tanda-tanda ini hanya merupakan salah satu ciri, bukan merupakan penanda utama, namun sebagian besar dipakai.
Ciri-ciri fi'il muta'addi
a. Bisa bersambung dengan dhamir ه (dhamir muttasil).
contoh : ضَرَبَهُ (ia memukulnya). Berarti ضَرَبَ adalah fi'il muta'addi.
b. Perbuatan yang dilakukan oleh salah satu anggota badan
contoh :
ذَاقَ (merasakan makanan/mencicipi), kita mencicip makanan dengan lidah, lidah adalah salah satu anggota badan.
Ciri-ciri fi'il lazim
a. Tidak bisa bersambung dengan dhamir ه
b. Perbuatan dilakukan oleh seluruh anggota badan.
contoh :
جَاءَ (datang), karena perbuatan "datang" dilakukan oleh seluruh anggota badan.
5. Fi'il jika dilihat dari segi subjeknya.
Fi'il dilihat dari sisi subjeknya apakah diketahui atau tidak, terbagi dua, yaitu:
a. ma'lum (معلوم), yaitu fi'il yang diketahui subjeknya atau pelakunya.
Di dalam bahasa Indonesia, dikenal dengan kata kerja aktif (yaitu kata kerja dengan awalan me, seperti : membaca, memukul, dll.)
Baca konsep fi'il ma'lum di sini.
contoh:
قَرَأَ زَيْدٌ الكِتَابَ = Zaid membaca buku.
قَرَأَ = fi'il madhi ma'lum.
زَيْدٌ = fa'il (subjek). Dalam kalimat ini, kita mengetahui subjek atau pelakunya yaitu zaid.
الكِتَابَ = maf'ul bih (objek).
b. majhul (مجهول), yaitu fi'il yang tidak diketahui subjek atau pelakunya.
Di dalam bahasa Indonesia, kita kenal dengan kata kerja pasif (yaitu kata kerja dengan awalan di, seperti dibaca, dipukul, dan seterusnya)
Baca konsep dasar fi'il majhul di sini dan di sini.
contoh :
قُرِئَ الكِتَابَ = Buku itu dibaca.
قُرِئَ = fi'il madhi majhuul.
الكِتَابَ = maf'ul bih (objek)
Dalam kalimat ini, kita tidak mengetahui siapa pelakunya.
6. Fi'il ditinjau dari tashrif (dapat diubah ke bentuk fi'il lain atau tidak)
Dari segi tashrif, fi'il terbagi menjadi dua, yaitu:
a. fi'il jamid (جامد), yaitu fi'il yang tidak bisa diubah ke fi'il lain.
Fi'il jamid terbagi menjadi dua, yaitu:
a1. Fi'il yang senantiasa fi'il madhi, contoh : مَا دَامَ ,بِئْسَ
a2. Fi'il yang senantiasa fi'il amr, contoh : هَبْ
b. Fi'il mutasharrif (متصرّف), yaitu fi'il yang dapat diubah menjadi fi'il lain.
contoh : كَتَبَ - يَكْتُبُ - اُكْتُبْ (telah menulis, sedang menulis, tulislah)
Ada beberapa mutasharrif yang hanya bisa diubah ke madhi atau mudhari saja, tidak bisa diubah ke fi'il amr, contohnya adalah : كَادَ - يَكَادُ
7. Fi'il dilihat dari perubahannya.
Fi'il dilihat dari dapatnya ia berubah pada harakat akhirnya atau tidak dapat berubah harakat akhirnya, ia terbagi dua, yaitu:
a. fi'il mabniy (مبنيّ), fi'il yang harakatnya tetap walau dimasuki oleh 'amil.
b. fi'il mu'rab (معرب), fi'il yang harakatnya berubah karena dimasuki oleh 'amil.
Poin ketujuh ini juga dibahas pada ilmu nahwu, silakan pelajari di sini : fi'il yang mabniy dan fi'il yang mu'rab
========================
Sumber:
Buku Ringkasan Kaidah-kaidah bahasa Arab
Penulis: Ustadz Aunur Rafiq bin Ghufron
Penerbit: Al-Furqon al-Islami
Cetakan ke 28 tahun 1440 H
Halaman 38-52
video pelajaran belajar sharaf dari dasar
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.