Kata-kata Rezeki Dalam Al-Quran: Temukan di 53 Ayat Yang Menginspirasi Hidupmu

Table of Content [Lihat di sini]

 1. Isi dan Tujuan Artikel

Kata-kata Rezeki Dalam Al-Quran: Temukan di 53 Ayat Yang Menginspirasi Hidupmu


Dalam artikel ini, saya akan mengurai tentang: kata rezeki dalam bahasa Arab, kata-kata rezeki di dalam al-Quran, sebagai pelengkap ada pula terjemahan dan tafsir para 'ulama yang terpercaya yang telah menjadi rujukan penuntut ilmu yang shahih.


Tujuan dari penulisan 53 ayat Quran tentang rezeki adalah, diharapkan kita semua mengetahui konsep rezeki, makna dan hakikat rezeki, sebab-sebab mendapatkan rezeki, dan mendapatkan pelajaran berharga untuk kehidupan yang lebih baik.


Karena kalau pemahaman kita tentang rezeki sudah baik, in syaa Allah kita akan lebih tenang, tidak mudah berputus asa terhadap sesuatu yang buruk menimpa, dan semakin siap menjemput dan mengusahakan rezeki yang dijanjikan di kampung akhirat nanti.


Tujuan yang kedua adalah untuk menjelaskan kepada anda tentang kata rezeki dalam bahasa Arab (رِزْقٌ), bentuk jamaknya, kata kerjanya lengkap dengan tasrif lughawi baik fi'il madhi, fi'il mudhari, fi'il amr, disertai dengan contoh kalimatnya yang terdapat dalam al-Quran.


Alhamdulillah, dengan hidayah taufiq dari Allah Ta'ala kemudian dengan bantuan teknologi yaitu website seperti https://quran.com dan https://tafsirweb.com/, kita lebih mudah mencari sebuah topik sehingga saya bisa menyusun kumpulan kata-kata "rezeki" yang terdapat dalam al-Quran, dan hasilnya seperti artikel yang akan anda baca ini, yaitu yang terkait dengan ayat-ayat al-Quran tentang rezeki. 


Sebelum menjabarkan ayat-ayat dalam al-Quran tentang rezeki, marilah kita sama-sama belajar tentang kata rezeki dalam bahasa Arab.



2. Kata Rezeki Dalam Bahasa Arab


a. Rezeki dalam bahasa Arab


Bahasa Arabnya rezeki adalah رِزْقٌ (rizq).


رِزْقٌ adalah ism mufrad mudzakkar (اسم مفرد مذكّر) atau kata benda tunggal yang mudzakkar.


Bentuk jamak dari  رِزْقٌ adalah أَرْزَاقٌ (arzaaq).


Contoh penggunaan kata رزق :


طَلَبَ الرِّزْقَ , artinya: mencari rezeki/mengais rezeki



b. Bentuk kata kerjanya 


Pada poin a, anda telah mengetahui kata bendanya yaitu "rezeki". Sekarang bagaimana dengan bentuk kata kerja yang berkaitan dengan rezeki.


Di sini kita ambil kata kerja "memberi rezeki".


Bahasa Arab dari kata "memberi rezeki"  adalah رَزَقَ - يَرْزُقُ (razaqa - yarzuqu).


رَزَقَ artinya memberi rezeki.


Bentuk majhul (pasifnya) adalah رُزِقَ - يُرْزَقُ (ruziqa - yurzaqu).


رُزِقَ artinya diberi rezeki.


bentuk kata rezeki yang ada dalam al-Quran



c. Bentuk mashdar dari رَزَقَ adalah رَزْقًا (razq), fa'ilnya adalah رَازِقٌ (raaziq) , sedangkan maf'ulnya adalah مَرْزُوقٌ (marzuuq).



3. Tashrif رَزَقَ (razaqa).


a. Fi'il madhi


هُوَ رَزَقَ

هُمَا رَزَقَا

هُمْ رَزَقُوا 

هِيَ رَزَقَتْ

هُمَا رَزَقَتَا

هُنَّ رَزَقْنَ

أَنْتَ رَزَقْتَ

أَنْتُمَا رَزَقْتُمَا

أَنْتُمْ رَزَقْتُمْ

أَنْتِ رَزَقْتِ 

أَنْتُمَا رَزَقْتُمَا

أَنْتُنَّ رَزَقْتُنَّ

أَنَا رَزَقْتُ

نَحْنُ رَزَقْنَا


tashrif lughawi fi'il madhi razaqa رزق


Contoh bentuk fi'il madhi "رَزَقَ" yang terdapat dalam al-Quran:


وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا (Qs. 5:88)


Terjemahan: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu.


contoh fi'il madhi razaqa dalam al-quran


b. Fi'il mudhari'

tasrif يَرْزُقُ (yarzuqu)



هُوَ يَرْزُقُ

هُمَا يَرْزُقَانِ

هُمْ يَرْزُقُونَ  

هِيَ تَرْزُقُ

هُمَا تَرْزُقَانِ

هُنَّ يَرْزُقْنَ

أَنْتَ تَرْزُقُ

أَنْتُمَا تَرْزُقَانِ

أَنْتُمْ تَرْزُقُونَ

أَنْتِ تَرْزُقِينَ 

أَنْتُمَا تَرْزُقَانِ

أَنْتُنَّ تَرْزُقْنَ

أَنَا أَرْزُقُ

نَحْنُ نَرْزُقُ


tashrif lughawi fi'il mudhari yarzuqu يرزق


Contoh bentuk fi'il mudhari' "يَرْزُقُ" yang terdapat dalam al-Quran (42:19)



ٱللَّهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ ١٩


Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.


contoh fi'il mudhari yarzuqu dalam al-quran



c. Fi'il amr


tasrif اُرْزُقْ (fi'l amr: urzuq)


أَنْتَ اُرْزُقْ

أَنْتُمَا اُرْزُقَا

أَنْتُمْ اُرْزُقُوا

أَنْتِ اُرْزُقِي 

أَنْتُمَا اُرْزُقَا

أَنْتُنَّ اُرْزُقْنَ


tashrif lughawi fi'il amr urzuq ارزق


Contoh bentuk fi'l amr "اُرْزُقْ" yang terdapat dalam al-Quran (Qs. 2:126)


وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنًۭا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًۭا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ١٢٦


Dan (ingatlah), ketika Ibrāhīm berdoa, "Ya Tuhan-ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian".  Allah berfirman, "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".


contoh fi'il amr urzuq dalam al-quran



d. tasrif fi'l madhi majhul رُزِقَ (ruziqa)


هُوَ رُزِقَ

هُمَا رُزِقَا

هُمْ رُزِقُوا 

هِيَ رُزِقَتْ

هُمَا رُزِقَتَا

هُنَّ رُزِقْنَ

أَنْتَ رُزِقْتَ

أَنْتُمَا رُزِقْتُمَا

أَنْتُمْ رُزِقْتُمْ

أَنْتِ رُزِقْتِ 

أَنْتُمَا رُزِقْتُمَا

أَنْتُنَّ رُزِقْتُنَّ

أَنَا رُزِقْتُ

نَحْنُ رُزِقْنَا


tashrif lughawi fi'il madhi majhul ruziqa



Contoh bentuk fi'il madhi majhul "رُزِقْنَا" yang terdapat dalam al-Quran


قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا  (Qs.2:25)


Artinya: Mereka berkata, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu".


contoh fi'il madhi majhul ruziqa dalam al-quran



e. tasrif fi'l mudhari' majhul يُرْزَقُ (yurzaqu)



هُوَ يُرْزَقُ

هُمَا يُرْزَقَانِ

هُمْ يُرْزَقُونَ 

هِيَ تُرْزَقُ

هُمَا تُرْزَقَانِ

هُنَّ يُرْزَقْنَ

أَنْتَ تُرْزَقُ

أَنْتُمَا تُرْزَقَانِ

أَنْتُمْ تُرْزَقُونَ

أَنْتِ تُرْزَقِينَ 

أَنْتُمَا تُرْزَقَانِ

أَنْتُنَّ تُرْزَقْنَ

أَنَا أُرْزَقُ

نَحْنُ نُرْزَقُ


tashrif lughawi fi'il mudhari majhul yurzaqu



Contoh bentuk fi'il mudhari' majhul "يُرْزَقُونَ" yang terdapat dalam al-Quran:


بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ  (Qs. 3:169)

 

Artinya: Bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan-nya dengan mendapat rezeki (diberikan rezeki).


contoh fi'il mudhari majhul yurzaqu dalam al-quran




4. Ayat-ayat al-Quran Tentang Rezeki


Tibalah kita dibagian pokok dari artikel ini, yaitu ayat-ayat al-Quran yang menyebutkan kata rezeki (رزق).

Jumlah seluruh ayat yang sempat saya kumpulkan adalah 53 ayat, namun di sini saya hanya menuliskan 5 ayat saja.


Anda dapat mendownload ayat-ayat lengkap yang berisi tentang rezeki (kata رزق), terjemahan bahasa Indonesia, dan tafsir para 'ulama yang shahih di link berikut.


Oleh karena memerlukan waktu yang agak lama dalam membaca, maka saya tuliskan dalam bentuk file pdf agar anda dapat mengunduhnya, mencetaknya, dan baca berulang-ulang (ketika offlinepun anda dapat membacanya). 


Berikut yang bisa saya tulis pada artikel ini tentang kata rezeki pada al-Quran.


a. Surat Al-Baqarah Ayat 22


ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ٢٢


Terjemahan:

Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.


Tafsir:

Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi


Makna kata :

فِرَٰشٗا Firaasyan : Yang dapat diduduki atau ditiduri di atasnya.

بِنَآءٗ Binaa’an : dibangun laksana kubah di atas kalian

ٱلثَّمَرَٰتِ Ats-Tsamaraat : Bentuk jamak dari Tsamroh, yaitu yang ditumbuhkan oleh tanah seperti biji ataupun sayur mayur, termasuk buah-buahan yang tumbuh dari pohon.

رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ Rizqan lakum : Makanan pokok bagi kalian yang dapat kalian makan sehingga bisa bertahan hidup sampai datangnya ajal.

أَندَادٗا Andaadan : Bentuk jamak dari niddun yaitu Yang menyerupai atau semisalnya yang kalian ibadahi selain Allah atau bersamaan dengan ibadah kepada Allah dan kalian tandingkan dengan Allah Rabb yang Maha tinggi lagi Maha suci.


Makna ayat :

Allah menutup seruanNya dengan memperingatkan manusia agar tidak menyekutukanNya dalam beribadah dengan sesuatu apapun, disertai pengetahuan bahwa sekutu selain Allah tidak berhak diibadahi karena lemah, tidak bisa memberi manfaat atau menolak marabahaya.


Pelajaran dari ayat :

Keharaman syirik baik yang besar ataupun kecil, yang nampak maupun yang tersembunyi.


Sumber: https://tafsirweb.com/259-surat-al-baqarah-ayat-22.html



b. Surat Al-Baqarah Ayat 25



وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ


Terjemahan:

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.


Tafsir:

Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi


Makna kata :

بَشِّرِ At-Tabsyir : Berita gembira dengan sesuatu yang disukai oleh jiwa

تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ Tajrii min tahtihal anhaar : sungai-sungai mengalir di antara pepohonan dan istana-istana surga. Sungai-sungai itu berisi air, susu, khomr, dan madu.

وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ : Mereka diberikan buah-buahan yang menyerupai satu sama lain warnanya, akan tetapi rasanya berbeda-beda.

مُّطَهَّرَةٞۖ : Suci dari darah haidh dan nifas, serta seluruh aib dan cacat.

خَٰلِدُونَ : Kekal di dalamnya dan tidak akan pernah keluar dari surga selama-lamanya.


Makna ayat :

Ketika Allah Ta’ala selesai menyebutkan tentang neraka dan penghuninya maka untuk keserasian disebutkan juga tentang surga dan penduduknya agar sempurna metode tarhib dan targhib (memberi ancaman dan motivasi) yang mana keduanya adalah metode dalam memberikan hidayah dan perbaikan.

Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya agar memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang istiqomah dalam agamanya bahwa mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana mereka mendapatkan istri-istri yang suci lagi bersih dari aib dan cacat. Mereka kekal di dalamnya.

Allah Ta’ala memberitakan keadaan penduduk surga ketika disuguhkan buah-buahan yang beragam mereka berkata,”Ini sama seperti yang diberikan kepada kami di dunia.” Allah menceritakan bahwa mereka diberikan sesuatu yang mirip warnanya, namun rasanya berbeda bahkan lebih bagus, sempurna, dan kelezatan dalam menikmatinya.


Pelajaran dari ayat :

1. Keutamaan beriman dan beramal sholeh yang mana kenikmatan yang disebutkan dalam ayat diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki keduanya.

2. Motivasi kepada kaum mukminin kepada negeri kedamaian (Surga) serta apa yang ada di dalamnya berupa kenikmatan abadi, agar mereka bertambah keinginannya terhadap surga serta beramal untuk mendapatkannya dengan melakukan perbuatan baik dan meninggalkan berbagai kemungkaran.


Sumber: https://tafsirweb.com/277-surat-al-baqarah-ayat-25.html



c. Surah al-Baqarah:60


۞ وَإِذِ ٱسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ فَقُلْنَا ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْحَجَرَ ۖ فَٱنفَجَرَتْ مِنْهُ ٱثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًۭا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍۢ مَّشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ مِن رِّزْقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ٦٠


Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah darinya dua belas1 mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.


Tafsir:

Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi


Makna kata :

{ٱسۡتَسۡقَىٰ } Istasqo : Permintaan kepada Allah agar menurunkan air untuk minum dan kebutuhan yang lain.

{ بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ } bi’ashookal hajar : Yang dimaksud adalah tongkat Musa yang dibawa bersamanya semenjak keluar dari negeri Madyan. Apakah tongkat itu berasal dari pohon surga yang membuat nabi Adam diturunkan ke bumi sebagaimana dikabarkan? Hanya Allah yang lebih tahu. Batu disitu adalah batu berbentuk segi empat yang lunak seperti tanah liat. Apakah batu itu yang membawa lari pakaian Nabi Musa sebagaimana dalam kisah yang sudah terkenal, ataukah hanya bebatuan biasa? Allah yang lebih tahu akan hal itu.

{ فَٱنفَجَرَتۡ } Fanfajarot : al-Infijar artinya adalah terbelah. Maka terbelahlah batu dan memancarlah mata air disebabkan pukulan tongkat.

{ مَّشۡرَبَهُمۡۖ } Masyrobahum : Tempat minum mereka

{ رِّزۡقِ ٱللَّهِ } Rizqillah : Seluruh rizki yang Allah berikan kepada hamba berupa makanan-makanan.

{ وَلَا تَعۡثَوۡاْ } Wa laa ta’tsauu : العثى dan العثي maknanya adalah kerusakan yang amat besar, berasal dari kata kerja عثي seperti رضي dan يعثى seperti يرضى dan seperti عدا – يعدو

{ مُفۡسِدِينَ } Mufsidin : berbuat ifsad (kerusakan) artinya melakukan sesuatu di luar ketaatan kepada Allah dan rasulNya dalam setiap aspek kehidupan


Makna ayat :

Allah Ta’ala mengingatkan orang-orang Yahudi yang hidup pada saat waktu turunnya al-Qur’an di kota Madinah an-Nabawiyah mengenai berbagai nikmat yang diperoleh oleh pendahulu mereka .

Pada ayat (60) Allah Ta’ala menyebutkan tatkala mereka sedang kehausan di gurun, maka Nabi Musa memohon kepada Allah agar menurukan hujan. Maka Allah memberi minum mereka dengan cara yang luar biasa agar mereka ingat dan mau beriman serta taat. Caranya dengan memukulkan tongkatnya ke batu, lantas air keluar dari batu itu sebanyak 12 titik yang mana tiap titiknya seperti mata air yang menjadi tempat mengambil air bagi setiap kelompok keturunan Bani Israil. Sehingga setiap kelompok tidak berdesakan sehingga tidak terjadi hal yang memicu mudarat atas kemurahaan Allah memberikan nikmat ini. Dan melarang mereka berbuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan maksiat.


Pelajaran dari ayat :

• Anjuran untuk mengingatkan manusia dengan kenikmatan dan adzab dari Allah Ta’ala.

• Menjadi tuntutan bagi orang yang mendapatkan nikmat agar mensyukurinya, dengan cara melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala dengan melakukan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.


Sumber: https://tafsirweb.com/368-surat-al-baqarah-ayat-60.html



d. Surah ali-'Imran ayat 37


فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍۢ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًۭا ۖ قَالَ يَـٰمَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ٣٧


Terjemahan:

Maka Tuhan-nya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariyya pemeliharanya. Setiap Zakariyya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariyya berkata, "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab, "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.


Tafsir:

Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah


Tuhan kami memberitahukan bahwa Dia telah menerima doa dari ibunya yang melakukan nazar, bahwa (dengan penerimaan yang baik) yaitu Dia menjadikannya sosok yang indah dan berparas indah. Dia memudahkan baginya sebab-sebab terkabulnya doanya, dan menghubungkannya dengan orang-orang shalih di antara hamba-hambaNya, agar dia bisa belajar ilmu, kebaikan, dan agama dari mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman, (dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya) dalam bacaan (Wa kaffalaha Zakariyya) dengan ditasydid huruf fa’nya. 


Dan “Zakariya” menjadi nashab karena berposisi sebagai maf’ul. Yaitu Dia menjadikannya pengasuh baginya.

Ibnu Ishaq berkata, “Tidak ada alasan lain kecuali bahwa Maryam adalah yatim piatu.”

Dikatakan, “Dia adalah saudara sepupunya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih: “Maka nabi Yahya dan nabi Isa, keduanya adalah anak-anak sepupu.” Telah disebutkan oleh Ibnu Ishaq bahwa itu bisa diartikan dengan lebih luas, yaitu bahwa Maryam dalam pengasuhan bibinya. Ini juga ada dalam hadits shahih bahwa Rasulullah SAW memutuskan untuk menjadikan putri Hamzah untuk berada dalam pengasuhan bibinya, yaitu istri Jafar bin Abu Thalib dan beliau bersabda, “Saudara sepupu menempati kedudukan seperti ibu” Kemudian Allah memberitahukan tentang keunggulan dan kemuliaan Maryam dalam posisi peribadatannya. Allah berfirman, (Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya).


Mujahid, 'Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Abu Asy-Sya'tsa', Ibrahim An-Nakha'i, Adh-Dhahhak, Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, dan 'Athiyah Al-'Aufi berkata, “yaitu dia mendapati buah-buahan musim panas di musim dingin dan buah-buahan musim dingin di musim panas.”

Ketika nabi Zakariya melihat ini di sisinya, dia berkata, (Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?") yaitu dia berkata,”Darimana kamu mendapatkan hal ini” (Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab)


Sumber: https://tafsirweb.com/1169-surat-ali-imran-ayat-37.html



e. Surah Hud ayat 6


۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّۭ فِى كِتَـٰبٍۢ مُّبِينٍۢ ٦


Terjemahan:

Dan tidak ada suatu binatang melata (1) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya (2). Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (lauh mahfuzh).


1. Maksud "binatang melata" di sini ialah segenap makhluk Allah Ta'ala yang bernyawa.

2. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "tempat berdiam" di sini ialah dunia dan "tempat penyimpanan" ialah akhirat. Menurut sebagian ahli tafsir yang lain, maksud "tempat berdiam" ialah tulang sulbi dan "tempat penyimpanan" ialah rahim.


Tafsir:

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah


 وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا (Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya)

Berupa makanan yang layak bagi hewan dengan berbagai macam jenisnya sebagai bentuk karunia dan kemurahan Allah.

Ketika Allah tidak lalai dari binatang, dengan memberinya rezeki, maka bagaimana Allah akan melalaikan urusan manusia dan segala ucapan dan perbuatannya.


وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا(dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu)

Yakni tempat tinggalnya dalam tanah sebagai tempat persembunyiannya.


وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ( dan tempat penyimpanannya)

Yakni tempat dimana ia akan mati.


كُلٌّ فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ (Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh))

Yakni segala yang yang telah disebutkan itu seperti, hewan-hewan, tempat persembunyiannya, tempat ia akan mati, dan rezekinya telah tertulis dalam kitab yang jelas, yaitu dalam Lauh mahfuzh.


Sumber: https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html



5. Pelajaran Tambahan Tentang Rezeki


a. Makna Rezeki 


Rezeki di dalam lisanul 'arab artinya: sebuah kata yang sudah dimengerti maknanya, terdiri dari dua macam. Pertama yang bersifat zhahir atau terlihat, misalnya bahan makanan pokok. Kedua yang bersifat bathinah bagi hati dan jiwa, berbentuk pengetahuan dan ilmu-ilmu.

(sumber: https://almanhaj.or.id/3722-rezeki-tidak-mesti-berwujud-materi.html)


Maka dari arti di atas, hakikat rezeki tidak hanya berwujud harta atau materi belaka. 


Yang dimaksud rezeki adalah yang bersifat lebih umum dari itu, yaitu semua kebaikan dan maslahat yang dinikmati hamba terhitung sebagai rezeki.


Contohnya: jauhnya dari kepenatan pikiran, selamat dari kecelakaan, kesehatan sehingga bebas dari penyakit berat, anak shalih, dan lainnya adalah merupakan contoh nyata dari rezeki.


b. Sebab-sebab memperoleh rezeki


Adapun salah satu sebab dari banyak sebab mendapatkan rezeki adalah tawakkal. 


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "مَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ وَمَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِاللَّهِ فَيُوشِكُ اللَّهُ لَهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلٍ


Terjemahannya:

Barangsiapa ditimpa kefakiran, lalu ia adukan kepada manusia, maka kebutuhannya tidak akan dipenuhi. Dan barangsiapa yang dikenai kefakiran lalu ia adukan kepada Allâh Azza wa Jalla  (dan ia serahkan kepada-Nya), maka Allâh Azza wa Jalla  akan menyegerakan untuknya rezeki yang disegerakan, atau rezeki yang ditunda nantinya.


Allah Ta'ala berfirman dalam surah ath-Thalaq ayat 3: "وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِه

" yang artinya "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allâh Azza wa Jalla  niscaya Allâh Azza wa Jalla  akan mencukupkan (keperluan)nya."


Mewujudkan tawakkal, bukan kemudian berarti meniadakan usaha menempuh sebab dan ikhtiar mencari rezeki. Tawakkal akan menjadi nonsense  ketika tanpa diiringi usaha menempuh sebab dan ikhtiar. Tawakkal tanpa ikhtiar sama saja dengan bentuk berpangku tangan dan pengangguran. Di samping bertawakkal, Allâh Azza wa Jalla pun memerintahkan untuk menempuh sebab dan usaha.


Sumber : https://almanhaj.or.id/9490-diantara-sebab-meraih-harta-adalah-tawakkal-kepada-allh.html


Tambahan dari channel telegram Majelis Ta'lim Amal Islam 


=Awal kutipan=

Sunnah menunjukkan akan disyariatkannya mencari rezeki. Tidak sepantasnya seorang untuk duduk-duduk di masjid, bahkan dia harus berangkat untuk mencari nafkah, mencari rezeki.

Maka orang yang mencari rezeki itu lebih afdhal daripada orang yang duduk di masjid dan dia tidak mau mencari rezeki. Nabi ﷺ bersabda, ketika beliau ditanya tentang mata pencaharian apa yang paling bagus, beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan :


عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور.


“Seseorang bekerja dengan tangannya, dan setiap jual-beli yang mabrur.”


Beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda :


ما أكل أحد طعامًا خيرًا من أن يأكل من عمل يده، وإن نبي الله داود كان يأكل من عمل يده.


“Tidaklah ada seorang yang makan satu makanan yang lebih baik daripada seorang yang makan (hasil kerja sendiri) dengan tangannya. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud alaihis salaam dulu makan dari hasil kerja tangannya.”


Maka seorang mukmin itu mendatangi shalat pada waktunya, bersegera menuju shalat, akan tetapi dia tidak terus duduk di masjid, dan menganggur tidak bekerja. Bahkan dia harus pergi bekerja, bercocok tanam, atau berjual beli, menjadi pandai besi, menjadi tukang kayu, menjadi pengrajin kulit, menjadi tukang jahit untuk mencari rezki.


Dan mencari rezki termasuk ibadah yang paling afdhal, bahkan wajib ketika ia berhajat kepadanya. Wajib dia mencari rezki dengan pekerjaan halal. Sehingga ketika beliau ﷺ ditanya tentang pencaharian apa yang paling bagus? Beliau menjawab :

Seseorang bekerja dengan tangannya, dan setiap jual-beli yang mabrur.

Tidaklah ada seorang yang makan satu makanan yang lebih baik daripada seorang yang makan (hasil kerja sendiri) dengan tangannya.

Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud alaihis salaam dulu makan dari hasil kerja tangannya dengan membuat baju besi.

=Akhir kutipan=


Penutup


Setelah berbagai pembahasan dan penguraian tentang pengertian rezeki menurut al-Quran, tentunya kita semakin paham tentang makna rezeki itu sendiri. Dapat kita pahami bahwa rezeki merupakan bagian terintegrasi dari kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Anda akan semakin mendalami esensi rezeki di dunia dan di akhirat dengan membaca file pdf yang berisi 53 ayat dalam al-Quran tentang rezeki, download di sini.


Salah satu tujuan utama dalam penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang konsep rezeki dalam Islam, baik dari segi bahasa, makna, hingga bagaimana rezeki diterjemahkan dalam ayat-ayat al-Quran melalui tafsir para 'ulama yang shahih. Kami berharap pengetahuan ini dapat membantu kita semua untuk lebih memahami rezeki yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada kita dan lebih bersyukur atas pemberian dan karunia-Nya.


Dengan demikian, kita diharapkan bisa bersikap lebih sabar dan tawakkal dalam menghadapi setiap rintangan dan kesulitan yang mungkin dihadapi, serta berusaha semaksimal mungkin dengan berbekal ilmu yang telah ada sambil tetap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.


Semoga apa yang sudah disampaikan dalam artikel ini bermanfaat bagi hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita semua selalu diberikan hidayah taufiq oleh Allah SWT dalam setiap langkah hidup kita.


Terima kasih dan selamat berjuang dalam mencari rezeki yang barokah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rezeki-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal 'Alamin.


NB.:

Yuk semangat belajar bahasa Arab, sehingga kita dapat menikmati kandungan yang terdapat dalam al-Quran, hadits, dan kitab-kitab para 'ulama.


============

Ketahui juga arti dari bacaan shalat dan doa berikut: