Kaidah Isim Nakirah dan Ma'rifah: Kunci Memahami Kalimat Bahasa Arab
Kita telah mempelajari kata tunjuk ini dalam Bahasa Arab, kata tunjuk itu dalam Bahasa Arab, isim istifham maa dan man, serta hamzah istifham untuk yes/no question.
Kita juga telah mempelajari beberapa kosakata Bahasa Arab yaitu kosakata isim mufrad mudzakkar.
Dalam tahap ini, kita sudah bisa membuat kalimat sederhana dalam Bahasa Arab yaitu jumlah ismiyyah (kalimat nominal).
Sekarang kita lanjut ke materi selanjutnya yaitu pembahasan mengenai isim nakirah dan isim ma'rifah.
Mari kita buka buku Durusul Lughah jilid 1 bab ketiga.
Text Pelajaran Durusul Lughah jilid 1 bab 3: Materi Isim Nakirah dan Ma'rifah
بَيْتٌ (baitun): isim yang huruf akhirnya tanwin, dengan akhiran tanwin ini, ia dinamakan isim nakirah. Arti dalam Bahasa Indonesia adalah "sebuah rumah", yang menunjukkan makna "rumah pada umumnya, alias bukan rumah tertentu/tidak spesifik".
الْبَيْتُ (al-baitu): isim ini mendapatkan awalan "ال", awalan ini dinamakan lam ta'rif, konsekuensinya akhirannya tidak bertanwin lagi. Dengan dimasukkan awalan lam ta'rif dan hilangnya tanwin pada huruf akhir, ia dinamakan isim ma'rifah. Arti dalam Bahasa Indonesia adalah "rumah itu"; "rumah tersebut", dan yang semisalnya yang menunjukkan makna "rumah yang tertentu, bukan rumah umum".
قَلَمٌ (qalamun): huruf akhirnya bertanwin, oleh karena itu ia dinamakan isim nakirah. Artinya adalah "sebuah pena". Maknanya adalah pena yang umum, tidak spesifik, bukan pena tertentu.
الًقَلَمُ (al-qalamu): dimasuki awalan lam ta'rif, sehingga tanwin pada huruf akhirnya hilang. Dengan penambahan awalan lam ta'rif dan hilangnya tanwin pada huruf akhir, ia dinamakan isim ma'rifah. Artinya adalah "pena itu"; "pena tersebut". Maknanya adalah pena yang spesifik, khusus, atau pena tertentu (yang ditunjuk).
كِتَابٌ (kitaabun): isim dalam bentuk dasar, bertanwin pada huruf akhir. Dengan hal ini, ia dinamakan isim nakirah. Artinya adalah "sebuah buku". Maknanya adalah buku secara umum/tidak spesifik, alias buku apa saja.
الكِتَابُ (al-kitaabu): isim ini dimasuki awalan "ال" alias lam ta'rif, sehingga tanwin pada huruf akhirnya hilang. Dengan demikian ia dinamakan isim ma'rifah. Artinya adalah "buku tersebut"; "buku itu". Maknanya adalah buku yang spesifik atau buku tertentu.
جَمَلٌ (jamalun): isim dalam bentuk dasar yaitu bertanwin pada huruf akhir, sehingga dinamakan isim nakirah. Artinya "sebuah unta". Maknanya adalah unta yang umum tidak spesifik.
الجَمَلُ (al-jamalu): isim yang dimasuki awalan lam ta'rif sehingga tanwin pada huruf akhirnya hilang. Dengan hal ini ia dinamakan isim ma'rifah. Artinya adalah "unta itu", "unta tersebut". Maknanya adalah unta yang spesifik, unta yang tertentu.
Kaidah Isim Nakirah dan Ma'rifah
Dari empat pola kata di atas, kita dapat mengambil pelajaran yaitu:
- Huruf akhir bertanwin pada umumnya adalah isim nakirah.
- Isim nakirah, jika dimasuki awalan lam ta'rif, kemudian huruf akhir dihilangkan tanwinnya, maka ia menjadi isim ma'rifah.
- Lam ta'rif (لام التعريف) adalah istilah dalam tata bahasa Arab untuk "ال" yang ditambahkan di awal kata benda (isim) untuk mengubahnya dari nakirah (kata benda umum) menjadi ma'rifah (kata benda tertentu/spesifik).
Saya ulangi, agar pemahaman kita menjadi kuat dalam kaidah isim nakirah dan ma'rifah ini.
النَّكِرَةُ: شَيْءٌ عَيْرُ مُعَيَّنٍ, نَحْوُ: بَيْتٌ
an-nakirah: syai-un ghairu mu'ayyan.
an-nakirah: sesuatu/objek yang tidak spesifik atau sesuatu yang umum.
Contohnya: baitun (sebuah rumah).
المَعْرِفَةُ: شَيْءٌ مُعَيَّنٌ نَحْوُ: البَيْتُ
al-ma'rifah: syai-un mu'ayyanun
al-ma'rifah: sesuatu/objek yang spesifik/tertentu/yang telah kita sebut atau tunjuk sebelumnya.
Contoh: al-baitu (rumah itu/rumah tersebut).
Isim nakirah kalau diilustrasikan dengan Bahasa Inggris, tanwin itu setara/sesuai dengan "a/an". Contohnya: بَيْتٌ , Bahasa Inggrisnya "a house".
Isim ma'rifah kalau diilustrasikan dengan Bahasa Inggris, lam ta'rif itu setara/sesuai dengan "the". Contohnya: البَيْتُ , Bahasa Inggrisnya "the house".
Sekarang anda sudah mengerti konsep isim nakirah dan isim ma'rifah. Maka semakin kuatlah fondasi untuk memahami bangunan jumlah ismiyyah.
Struktur kalimat jumlah ismiyyah
Struktur bangunan jumlah ismiyyah (nominal sentence/kalimat nominal) telah saya singgung pada pelajaran sebelumnya.
Saya ulang untuk kuatnya pemahaman.
Jumlah ismiyyah terdiri dari dua komponen, yaitu:
1. Mubtada'.
Mubtada' biasanya terletak di awal kalimat (ada pengecualian, tapi dipelajari nanti, sekarang kita fokus ke konsep dasar dahulu).
Mubtada' biasanya isim ma'rifah (ada pengecualian, tapi kita pelajari nanti, sekarang kita fokus ke konsep dasar dahulu).
2. Khabar.
Pada keadaan standar/pada umumnya, khabar terletak setelah mubtada'.
Jenis khabar ada tiga yaitu mufrad, syib-hul jumlah, jumlah.
- Khabar yang mufrad yaitu yang hanya terdiri dari satu kata alias bukan syibhul jumlah, dan bukan pula jumlah. Khabar yang mufrad inilah yang kita pelajari sekarang.
- Khabar yang syibhul jumlah yaitu khabar berupa gabungan jar dan majrur, atau zharaf (sebagai mudhaf) dan mudhaf ilaih. Ini akan kita pelajari nanti.
- Khabar yang jumlah yaitu khabar yang berupa jumlah atau kalimat sempurna, baik itu jumlah ismiyyah (nominal sentence) atau jumlah fi'liyyah (verbal sentence). Ini akan kita pelajari nanti.
Pada umumnya khabar yang berupa satu kata (mufrad) adalah isim nakirah.
Sekarang kita buka lagi buku Durusul Lughah al-'arabiyyah jilid 1 bab ketiga.
Kita baca pelan-pelan dan kita perhatikan pola kalimatnya.
القَلَمُ مَكْسُورٌ (al-qalamu maksuurun).
القَلَمُ: Pena.
مَكْسُورٌ: patah.
Jadi القَلَمُ مَكْسُورٌ artinya: Pena itu patah.
Struktur kalimat
القَلَمُ: mubtada'.
al-qalamu adalah isim ma'rifah, karena dimasuki awalan lam ta'rif.
al-qalamu adalah isim mufrad mudzakkar.
مَكْسُورٌ: khabar.
maksuurun adalah isim nakirah.
maksuurun adalah isim mufrad mudzakkar.
البَابُ مَفْتُوحٌ (al-baabu maftuuhun).
البَابُ: pintu.
مَفْتُوحٌ: terbuka.
Jadi البَابُ مَفْتُوحٌ artinya: Pintu itu terbuka.
Struktur kalimat
البَابُ: mubtada'.
al-baabu adalah isim ma'rifah, karena dimasuki awalan lam ta'rif.
al-baabu adalah isim mufrad mudzakkar.
مَفْتُوحٌ: khabar.
maftuuhun adalah isim nakirah.
maftuuhun adalah adalah isim mufrad mudzakkar.
الوَلَدُ جَالِسٌ وَالمُدَرِّسُ وَاقِفٌ (al-waladu jaalisun walmudarrisu waaqifun).
الوَلَدُ: anak laki-laki
جَالِسٌ: duduk
وَ: dan
المُدَرِّسُ: guru
وَاقِفٌ: berdiri
Jadi الوَلَدُ جَالِسٌ وَالمُدَرِّسُ وَاقِفٌ artinya: Anak itu duduk, dan guru itu berdiri.
Struktur kalimat
Kalimat ini terdiri dari dua bagian yaitu al-waladu jaalisun dan al-mudarrisun waaqifun, kedua bagian ini dihubungkan oleh kata penghubung (dalam Bahasa Arabnya harf 'athaf) "و".
Bagian pertama dan bagian kedua harus mempunyai struktur yang sama.
Pertama-tama kita lihat bagian pertama:
al-waladu: mubtada'
al-waladu adalah isim mufrad mudzakkar.
jaalisun: khabar
jaalisun adalah isim mufrad mudzakkar.
Kemudian bagian kedua:
al-mudarrisu: mubtada'
al-mudarrisu adalah isim mufrad mudzakkar.
waaqifun: khabar
waaqifun adalah isim mufrad mudzakkar.
Pelajaran yang diambil dari contoh
Dari tiga kalimat atau tiga jumlah ismiyyah di atas, kita dapat ambil pelajaran, yaitu:
- Jumlah ismiyyah yang sangat sederhana terdiri dari mubtada' dan khabar mufrad.
- Pada kondisi standar, mubtada' adalah isim ma'rifah, dan khabar mufrad adalah isim nakirah.
- Jenis isim mubtada' dan khabar harus sama dalam bilangan dan gender, dalam hal ini keduanya sama-sama mufrad mudzakkar.
Contoh Jumlah Ismiyyah dengan Isim Ma'rifah dan Isim Nakirah
Sekarang kita telah mengetahui struktur jumlah ismiyyah yang sederhana.
Selanjutnya marilah kita artikan jumlah ismiyyah yang terdapat pada buku durusul lughah 1 berikut:
1. الكِتَابُ جَدِيْدٌ وَالقَلَمُ قَدِيْمٌ (alkitaabu jadiidun walqalamu qadiimun).
alkitaabu: buku
jadiid: baru
alqalamu: pena
qadiimun: lama
Jadi artinya adalah: Buku itu baru dan pena itu lama.
2. الحِمَارُ صَغِيْرٌ وَالحِصَانُ كَبِيْرٌ (al-himaaru shaghiirun walhishaanu kabiirun).
alhimaaru: keledai
shaghiirun: kecil
alhishaanu: kuda
kabiirun: besar
Jadi artinya adalah: Keledai itu kecil dan kuda itu besar.
3. الكُرْسِيُّ مَكْسُورٌ (al-kursiyyu maksuurun).
alkursiyyu: kursi
maksuurun: patah
Jadi artinya: Kursi itu patah.
4. المِنْدِيْلُ وَسِخٌ (al-mindiilu wasikhun).
almindiilu: sapu tangan
wasikhun: kotor
Jadi artinya: Sapu tangan itu kotor.
5. المَاءُ بَارِدٌ (al-maa-u baaridun).
almaa-u: air
baaridun: dingin
Jadi artinya: Air itu dingin.
6. القَمَرُ جَمِيْلٌ (al-qamaru jamiilun).
alqamaru: bulan
jamiilun: indah
Jadi artinya: Bulan itu indah.
7. البَيْتُ قَرِيْبٌ وَالمَسْجِدُ بَعِيْدٌ (al-baitu qariibun walmasjidu ba'iidun).
albaitu: rumah
qariibun: dekat
masjidun: masjid
ba'iidun: jauh
Jadi artinya: Rumah itu dekat dan masjid itu jauh.
8. الحَجَرُ ثَقِيْلٌ وَالوَرَقُ خَفِيْفٌ (al-hajaru tsaqiilun walwaraqu khafiifun).
al-hajaru: batu
tsaqiilun: berat
waraqun: kertas
khafiifun: ringan
Jadi artinya: Batu itu berat dan kertas itu ringan.
9. اللَّبَنُ حَارٌّ (al-labanu haarrun).
al-labanu: susu
haarrun: panas.
Jadi artinya: Susu itu panas.
10. القَمِيْصُ نَظِيْفٌ (al-qaamishu nazhiifun).
alqamiishu: baju
nazhiifun: bersih
Jadi artinya: Baju itu bersih.
Kesimpulan
- Anda telah mengetahui apa itu isim nakirah dan apa cirinya, serta isim ma'rifah dan salah satu cirinya yaitu dimasuki oleh lam ta'rif.
- Anda telah mengetahui struktur jumlah ismiyyah atau kalimat nominal yang sederhana, yaitu yang terdiri dari mubtada' dan khabar yang mufrad.
- Pada kondisi dasar, mubtada' berupa isim ma'rifah, sedangkan khabar mufrad adalah isim nakirah.
- Anda telah mengetahui beberapa kosakata bahasa Arab isim mufrad mudzakkar yang baru.
Tindak Lanjut
Setelah memahami bab ini, anda dapat berlatih membuat jumlah ismiyyah sederhana yang terdiri dari isim ma'rifah mufrad mudzakkar dan isim nakirah mufrad mudzakkar.
Hafalkan kosakata baru, kemudian latihan membuat jumlah ismiyyah dengan kata-kata tersebut agar hafalannya semakin kuat.
Contoh:
Anda telah mengetahui kata جَدِيْدٌ (baru), قَدِيْمٌ (lama), كَبِيْرٌ (besar), صَغِيْرٌ (kecil), dan seterusnya.
Lalu tulis sebuah kalimat sederhana dalam Bahasa Indonesia, seperti berikut:
- Baju itu baru, dan sapu tangan itu lama.
- Meja itu besar, dan kursi itu kecil.
Jawaban:
- القَمِيصُ جَدِيْدٌ وَالمِنْدِيْلُ قَدِيْمٌ
- المَكْتَبُ كَبِيْرٌ وَالكُرْسِيُّ صَغِيْرٌ
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.